Senin

Published 02:37 by admin

Pengusaha Di Atas Rata-rata

Teringat pesan Buya Hamka “Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekedar bekerja, kera juga bekerja”. Hal tersebut memberi pesan agar hidup kita jangan jadi orang rata-rata, miliki impian di atas rata-rata. Ada 3 cara kebanyakan orang mencapai impiannya:

  • Berusaha, ada yang hanya berusaha dan berhasil. Kebanyakan orang melakukan hal ini, berusaha saja, dan mengatakan bahwa inilah buah dari hasil kerja keras
  • Berusaha dan berdoa, ada yang berusaha juga diiringi dengan doa. Melibatkan Allah dalam ikhtiarnya, karena sesungguhnya doa adalah senjata orang beriman.
  • Berusaha, berdoa, dan beramal. Jika rajin adalah nilai tambah, maka bila semua orang rajin maka rajin adalah nilai standard. Kebanyakan orang mencapai dengan berusaha, maka jadilah di atas rata-rata mencapai impian dengan berusaha, berdoa, dan beramal. Hadirkan Allah dalam setiap ikhtiar kita. Allah dulu, Allah lagi, Allah terus. Siapa yang yang bertakwa kepada Allah, maka akan diberikan kemudahan, ditunjukkan jalan keluar, dianugrahi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.

Bagaimana dengan kita? Capailah impian kita dengan berusaha, berdoa, dan beramal. Kita berharap kehidupan kita menjadi kehidupan yang sukses berkah berlimpah. Sukses dengan memiliki:

  • Harta, sebagaimana kisah Nabi Sulaiman yang kaya raya
  • Tahta, sebagaimana kisah Nabi Yusuf yang punya jabatan dalam pemerintahan
  • Kata, sebagaiman kisah Nabi Musa yang dengan kata-katanya mampu menghadapi Firaun yang dzalim

Teladan paripurna kita Nabi Muhammad SAW, yang pernah jadi pengusaha yang kaya, pernah pula jadi penguasa dan memimpin pasukan, dan jadi Rasul yang menyampaikan wahyu Allah SWT dengan kata-kata, itu mengapa Islam bisa sampai dengan hari ini, salah satunya adalah karena pengaruh kata-kata.

Berkah dengan ciri 4 T, adanya kesuksesan membuat kita

  • Taqarrub, dekat pada Allah
  • Tentram, hidup penuh kesyukuran
  • Tenang, ada makna lain dari sakinah
  • Tumbuh, makin berkembang

Insyaallah setelah sukses yang berkah akan berlimpah.

Memilih meningkatkan kelebihan atau memperbaiki kekurangan, idealnya dua-duanya,  kekurangan diperbaiki dan kelebihan ditingkatkan. Namun sumber daya kita terbatas, bila kita perbaiki kekurangan maka yang terjadi kita akan menjadi orang rata-rata. Sebaliknya bila kita tingkatkan kelebihan kita, maka kemungkinan besar kita akan menjadi manusia di atas rata-rata. Pengusaha sejati sedikit mengeluh, banyak action. 

Bersyukur punya bisnis yang miliki prioritas 3A (Allah dan Rosul, Anak dan keluarga, Amal Jariyah), berada di keluarga komunitas MM yang cita-citanya menang dunia akhirat. Semoga kita menjadi pengusaha di atas rata-rata. Aamiin.

Read More

Sabtu

Published 02:32 by admin

Modal Bisnis

Saat seorang ingin memulai bisnis, sering kita mendengar ‘gak punya modal’. Namun bila kita mau jujur dan perhatikan lebih dalam, mungkin bukan tidak punya modal tapi kurang punya kesungguhan, mungkin bukan modalnya mepet tapi tidak adanya prioritas.

Coba perhatikan, misal hari ini Hp kita rusak dan tidak bisa dipakai atau hilang. Beberapa hari kemudian kita akan punya Hp baru atau setidaknya kita bersegera memperbaikinya. Dalam bisnis, sudahkan kita meletakkannya sebagai prioritas, apakah kita sungguh-sungguh ingin menjalankan bisnis. Apalagi di era digital sekarang ini, memulai bisnis bisa dengan modal minim, kurang dari satu juta. Ada baiknya cari bisnis yang ada mentornya, dan sudah terbukti. Bila kita punya mentor, kita tidak akan trial and error, bisnis ada yang membimbing agar kita tidak tekor.

Modal dalam bisnis tidak melulu tentang uang. Misal modal nama baik, modal sifat-sifat positif yang kita punya, modal pengalaman yang pernah kita alami, modal jaringan, modal ketrampilan, modal waktu. Contoh modal waktu, ada orang yang punya banyak uang tapi gak punya banyak waktu, jadi waktu luang termasuk modal untuk pengusaha.

Ada juga binis yang modal jempol. Maksudnya?  Jempol disini adalah jempol beneran, jempol yang kita pakai untuk bikin status di sosmed, karena statusmu = sumber fulusmu. Jempolmu = asetmu. Binis modal jempol hasil nampol. Hehehe.. 

Kalau modal uang adalah satu-satunya modal yang bisa untuk menjalankan bisnis maka banyak orang yang susah jadi pengusaha, banyak orang akan gagal membesarkan bisnisnya. Modal uang memang perlu, namun tidak semua bisnis dimulai dari uang melulu. Mulai saat ini katakan pada diri kita bahwa saya adalah pengusaha yang punya banyak modal. Punya modal kesungguhan, modal pikiran dan sifat-sifat positif, modal ketrampilan, modal kejujuran, modal waktu. Siap?

Read More

Senin

Published 03:29 by admin

Jadilah Tuan dari Pikiran

Dalam melakukan sebuah tindakan pasti dimulai dari sebuah pikiran. Jadikan kita sebagai tuan yang mengendalikan pikiran, bukan sebaiknya. Begitu pentingnya pikiran karena dimulai dari pikiran lalu menghasilkan tindakan, dari tindakan akan menjadi kebiasaan, dan kebiasaan yang mempengaruhi nasib kita. Luar biasa ya, pengaruh pikiran terhadap kualitas hidup kita.


Pikiran yang kuat dan jernih akan menjadi magnet, dan menarik orang sejenis. Mulai sekarang, berhati-hatilah mengelola pikiran. Karena hal tersebut dapat berdampak pada kehidupan yang kita jalani.

Mengelola pikiran dengan baik dapat dimulai dengan memasukkan hal baik dalam pikiran kita. Misalnya, kita berada pada lingkungan yang mendukung, lingkungan yang mendukung adalah sebuah ekosistem yang membuat kita bertumbuh. Lalu buku yang kita baca, tontonan yang kita lihat, ini juga mempengaruhi pikiran kita. Hindari tontonan dan bacaan horor, kriminal, perselingkuhan, pembunuhan, gosip dan sejenisnya.

Memperbaiki pikiran kita bagian dari kita mengelola pikiran, misal saat kita berjumpa senior maka pikiran kita: oh, dia banyak amalnya. Saat berjumpa yang junior: oh, dia sedikit dosanya. Saat menjenguk orang awam yang sakit  maka pikiran kita: oh, sakitnya akan menggugurkan dosa. Saat menjenguk orang alim yang sakit: oh, sakitnya akan menaikkan derajat. 

Sekali lagi, kendalikan pikiran kita. Jadilah tuan dari pikiran. Bukan sebaliknya, atau malah kita dikendalikan oleh pikiran orang lain.

Read More
Published 03:24 by admin

Bisnis Dimulai Dari Penawaran

Kita ketahui bahwa ada 4 pilar penting dalam bisnis yaitu produksi, SDM, keuangan (finance), dan pemasaran (marketing). Sebagai pebisnis pemula ada baiknya mempertimbangkan memulai bisnis dari yang paling cepat menghasilkan, yaitu pemasaran. 


Ada ungkapan menarik “mulailah dari yang kanan”. Dalam bisnis, mulai dari yang kanan, bisa diartikan dengan mulai sesuatu yang memerlukan kreatifitas, atau otak kanan. Pemasaran itu termasuk dalam otak kanan, karena pemasaran memerlukan kreatifitas. Bisnis itu dimulai dari penawaran. Ya, penawaran akan bisa langsung menghasilkan. 

Pada awal memulai bisnis, bayangkan bila kita mulai dari produksi, maka yang terjadi adalah waktu kita bisa habis untuk menyiapkan produk yang akan dijual. Padahal saat ini, banyak sekali produk orang lain yang bisa kita jualkan dan hal ini menjadikan bisnis kita jadi efisien. 

Perhatikan dealer mobil, distributor HP, jaringan minimarket. Merka tidak produksi, mereka fokus pada penjualan, tetap bisa menghasilkan. 

Bagi pemula, mulailah dari yang kanan, mulailah dari penawaran. Bila bisnis kita mulai menghasilkan, barulah urus keuangan (finance). Makin menghasilkan, lakukan rekrut SDM. Bagaimana dengan produksi? Nah, ini adalah pilihan. Sekali lagi, pilihan. Kita bisa jual produk sendiri, atau kita jual produk orang lain.

Read More

Minggu

Published 00:51 by admin

Bekal Perjalanan Kehidupan

 


Saat saya bersama istri dan kedua orang tua melakukan umroh bulan November tahun lalu, saya teringat apa saja yang harus dipersiapkan sebelum keberangkatan. Mulai menyiapkan dokemen penting seperti visa dan paspor, melakukan manasik, tes kesehatan, menyiapkan biaya, dan yang tidak kalah penting adalah menjaga niat menjalankan umroh sebagai ibadah. Apa yang ingin saya sampaikan? Untuk sebuah perjalanan umroh saja kita harus mempersiapkan sebaik mungkin. Pertanyaan berikutnya, bagaimana dengan perjalanan hidup? Sudahkan kita mempersiapkannya dengan sebaik mungkin? Hidup adalah sebuah perjalanan, dimulai dari kita berada dalam rahim lalu berada di kehidupan alam dunia kemudian mati berada di alam barzah atau alam kubur, dan yang terakhir adalah di akhirat. Perjalanan panjang tersebut harus benar-benar kita persiapkan dengan baik.

Perjalanan pada umumnya akan memberikan ceritanya sendiri. Dalam perjalanan kehidupan tentu ada hal yang menyenangkan dan ada pula hal yang tidak menyenangkan. Sebisa mungkin kita menikmati perjalanan tersebut. Ibarat roda yang berputar bergantian, kadang di atas kadang pula di bawah. Maka penting bagi kita untuk mempersiapkannya. Bekal yang bisa kita siapkan salah satunya adalah amal kebaikan. Begitu beruntungnya seseorang saat dia mati namun tetap mengalir amalnya. Begitu bahagianya seseorang saat nafas terhenti tapi pahala terus mengalir. Amal kebaikan yang kita tanam akan berbuah kebaikan yang berlipat ganda saat jariyah kita lakukan dengan penuh keikhlasan. Mulai menabung kebaikan sedikit demi sedikit karena kita tidak pernah tahu kapan perjalanan kita akan berakhir di dunia.

Setelah memiliki tabungan kebaikan, bekal perjalanan yang penting berikutnya adalah ilmu yang bermanfaat, ilmu yang mampu mengantarkan kehidupan kita serta lingkungan di sekitar kita lebih baik. Seorang yang dengan ilmunya bahkan dapat naik derajatnya. Banyak sekali contohnya seorang yang dari keluarga tidak mampu, akhirnya memiliki kehidupan yang lebih baik karena ilmunya.  Ilmu itu ibarat cahaya, siapa yang bersungguh-sungguh dengan ilmu maka kehidupannya tidak akan gelap, yang dimaksud gelap di sini adalah langkahnya akan jelas, jangan sampai karena kebodohan menjadi gelap hidup, gelap rezeki, gelap kemuliaan. Ilmu dapat menjadi peta petunjuk jalan dalam perjalanan yang kita lakukan. Saat ini kita berada di kehidupan dunia. Sudahkah kita memiliki peta kehidupan? peta arah yang menjadi panduan dalam perjalanan kehidupan yang dijalani. Ada sebuah ungkapan menarik yang mengakatan bahwa perjalanan satu kilometer akan dimulai dari satu meter. Kita memulai perjalanan panjang dengan langkah awal yaitu mempersiapkannya dengan ilmu. Coba bayangkan jika kita akan berjalan menuju sebuah kota dimana kita belum mengetahui lokasi persisnya dan tidak memiliki petunjuk arah. Bandingkan dengan kita memiliki peta dan panduan arah menuju kota yang akan kita tuju. Pasti lebih akurat dan lebih cepat serta lebih mudah kita sampai pada tujuan tersebut. Sama halnya dengan peta kehidupan, begitu penting kita memiliki peta sebagai panduan dalam mencapai tujuan yang inggin kita raih. Maka milikilah ilmu yang bermanfaat, ilmu yang kita amalakan, ilmu yang menjadi panduan kita dalam menjalani kehidupan, ilmu yang kita ajarkan kemudian ilmu terus digunakan oleh orang lain, ilmu yang mampu mengantarkan kita lebih takwa pada Allah subhana wataala.

Bekal yang juga penting adalah kita dapat meninggalkan anak keturunan yang bisa mendoakan kita saat kita telah tiada. Perjalanan dalam kehidupan tentunya ada yang sudah kita lalui dan jalani namun akan ada yang akan kita hadapi. Anak adalah amanah lauar biasa yang Allah titipkan kepada kita. Bila kita bertemu seorang raja, lalu raja itu menitipkan seekor kucing kesayangannya kepada kita, maka kita akan menjaganya dengan sungguh-sungguh, jangan sampai terluka, sakit, apalagi mati. Ini hanya sebuah gambaran saja, seorang raja yang menitipkan. Kemudian kita dipercaya untuk menjaga amanah dari Allah Yang Maha Raja, sudah semestinya kita menjaganya dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. Mendidik dan memimbing anak dengan baik adalah salah satu bentuk investasi kita jangka panjang. Dari Anak keturunan kita, maka kita berharap lahirnya generasi yang akan melanjutkan kebaikan-kebaikan jariyah yang telah kita tanam, menebar ilmu bermanfaat yang mampu mengangkat derajat kehudupannya dan masyarakat, mendoakan kita saat kita telah tiada. Dan kita berharap hari esok akan lebih baik, dengan kita memiliki persiapan dan bekal untuk menjalani perjalanan kehidupan.

Read More

Jumat

Published 00:43 by admin

Rumus Menghadapi Kesulitan

Rumus Menghadapi Kesulitan





القَاعِدَة1⃣: لَسْتَ وَحْدَك

1. RUMUS PERTAMA :

Anda tidak susah sendirian (banyak yang lebih susah darimu).


القاعدة2⃣: (لَا يَقدِرُ اللهُ شَيئًا إِلّا لِحِكمَة).


2. RUMUS KEDUA :

Allah tidak mungkin menakdirkan sesuatu melainkan pasti ada hikmahnya.


القاعدة3⃣: (جَالِبُ النَّفعَ وَدَافِعُ الضُّرّ هُوَ اللهُ فلَا تَتَعلَّق إِلّا بِه).


3. RUMUS KETIGA :

Satu²nya Yang kuasa mendatangkan manfaat dan menolak mudharat adalah Allah, karena itu jangan bergantung kecuali kepada Allah.


القاعدة4⃣: (مآ أصَابَكَ لَم يَكُن لِيُخطِئَك ، وَمآ أَخْطَأَك لَم يَكن لِيُصِيبَك).


4. RUMUS KEEMPAT :

Apa yang telah ditetapkan untuk Anda tidak akan meleset dari Anda dan apa yang tidak ditetapkan untuk Anda tidak akan mengenai Anda.


القاعدة5⃣: (اَعرِفْ حَقِيقَةَ الدُّنيا تَستَرِحْ).


5. RUMUS KELIMA :

Kenalilah hakikat dunia, pasti Anda tenang. (Ini dunia adalah tempat Allah menguji hambaNya,pasti tidak luput dari masalah).


القاعدة6⃣: (أَحسِنِ الظَّنّ بِرَبّك).


6. RUMUS KEENAM :

Berprasangka baiklah kepada Rabb anda, Allah.

(Allah tidak pernah membencimu apalagi meninggalkanmu) 


مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ


Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu (QS.Adh-Dhuhaa: 3)


القاعدة7⃣: (اِختِيارُ اللهِ لَكَ خيرٌ مِنْ اِختِيارِك لِنَفسِك).


7. RUMUS KETUJUH :

Yang dipilihkan Allah untuk Anda pasti lebih baik daripada pilihan Anda untuk diri Anda sendiri.

(orang yang diuji masalah itu orang istimewaNya, maka sabarlah, terus ikhtiar) 


القاعدة8⃣: (كُلَّمَا اشْتَدَّتِ المُحِنَّةُ قَرُبَ الفَرَجُ 

8. RUMUS KEDELAPAN :

Semakin sulit ujian berarti semakin dekat jalan keluar.


فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا


Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan,


إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا


Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. (QS.Al-Insyirah: 5 - 6)


القاعدة9⃣: (لَا تُفَكِّرْ فِى كَيفِيّةِ الفَرَجِ فَإنّ اللهَ إذَا أرآدَ شَيئًا هَيَّأَ لَهُ أسْبَابَه بِشَكْلٍ لَا يَخْطُرُ عَلَى بَالٍ).


9. RUMUS KESEMBILAN :

Jangan berfikir tentang bagaimana jalan keluar karena sesungguhnya Allah jika menghendaki sesuatu pasti menyiapkan solusinya, ada cara yang tidak terbayangkan

(Taqwakan diri dan terus bertawakkal).


... ۚ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا


Barangsiapa *bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,


وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا


Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu. (QS. Ath-Thalaq :2-3)


القاعدة 🔟: (عَلَيكَ بِدُعَاءٍ مَن بِيَدِه مَفَاتِيحُ الفَرَج).


10. RUMUS KESEPULUH :

Jangan berhenti berdo'a kepada Dzat yang di TanganNya semua kunci jalan keluar.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ


Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS.Al-Baqarah:153)


Semoga bermanfaat...Aamiin 🤲🏻


source: WAG

Read More
Published 01:05 by admin

Remainder! Life Journey



Every minute someone leaves this world behind.
We are all in “the line” without knowing it.
We never know how many people are before us.
We can not move to the back of the line.
We can not step out of the line.
We can not avoid the line.


So while we wait in line:
Make moments count.
Make priorities.
Make the time better.
Make your gifts known.
Make a nobody feel like a somebody.
Make your voice heard.
Make the small things big.
Make someone smile.
Make the change.
Make peace.
Make sure to tell your people they are loved.
Make sure to have no regrets.
Make sure you are ready.
Read More

Selasa

Published 21:08 by admin

Khutbah Idul Fitri-Ketakwaan dan Kesabaran dalam Hidup

Sholat Idul Fitri tahun 2020 menjadi momen yang akan dikenang karena begitu istimewa dengan adanya corona. Jamaah harus menjaga jarak, membawa alas dholat sendiri, menggunakan masker dan mencuci tangan atau membasuh dengan hand sanitizer. Namun demikian, kehidmatan dalam pelaksanaan ibadah terasa tak berkurang, malah meningkat, terlihat dari begitu antusiasnya jamaah yang hadir. Dalam kesempatan tersebut, saya yang merasa belum pantas ini diberi amanah untuk menjadi khotib dalam sholat ied tersebut, berikut ini adalah sepenggal kutipan akhir dalam khutbah yang disampaikan, semoga ada hikmah dan manfaat. (versi lengkapnya dapat dilihat di link berikut)


Sebagaimana kita ketahui pandemi ini telah membuat kita begitu berubah, semoga perubahan ini menjadikan diri kita lebih baik, adanya the new normal yaitu sebuah perubahan dalam aktivitas kita mislanya: bulan ramadhan kita menjadi ramadhan indah yang membuat kita sering berada di rumah, interaksi kita dibatasi dengan tidak bersalaman dan jaga jarak, selalu mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer saat keluar maupun masuk rumah, menggunakan masker namun sesungguhnya ada pesan yang bisa diambil sebagai pelajaran atau hikmah yang bisa kita petik, antara lain:

  • Berada di rumah artinya kembalilah ke keluarga, dari sanalah peradaban ini dibangun, saat bahagia mungkin kita ada dimana-mana namun saat duka, keluarga adalah rumah utama kita. Kelak saat ajal menjemput siapa lagi yang akan mengurus dan mendo’akan kita kalau bukan keluarga
  • Boleh kita tidak bersalaman dan jaga jarak, namun tetaplah hati kita saling dekat dan tak ada sekat, saling terhubung, saling ridho, dan saling mendo’akan
  • Bila kita sering membersihkan atau mencuci tangan kita, maka cuci pula hati dan pikiran kita dari memikirkan keburukan orang lain, utamakan bersihkan diri kita, muhasabah diri kita, jangan kotori hati kita, dan jangan berburuk sangka kepada orang lain.
  • Bila kita rajin menggunakan masker untuk melindungi diri kita dan orang lain, dapat bermakna jangan jangkiti keburukan kita pada orang lain, jaga perkataan dan perbuatan kita dari menyakiti orang lain

Demikian beberapa hal yang bisa kita ambil pelajaran atau hikmah dari ujian kehidupan yang terjadi saat ini adanya pandemi covid-19 yang terjadi saat ramadhan dan idul fitri.

Semoga kita dapat melewati ujian pandemi ini penuh dengan ketaqwaan dan kesabaran, serta kita mendapat ampunan dan kemuliaan dari Allah SWT setelah pandemi ini berakhir. Aamiin yaa Rabbal ‘alamiin.


Read More
Published 01:34 by admin

Mematahkan Mitos NEM, IPK dan Rangking

Ada 3 hal ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap "kesuksesan" yaitu: NEM, IPK dan rangking

Saya mengarungi pendidikan selama 22 tahun (1 tahun TK, 6 tahun SD, 6 tahun SMP-SMA, 4 tahun S1, 5 tahun S2 & S3)




Kemudian saya mengajar selama 15 tahun di universitas di 3 negara maju (AS, Korsel, Australia) dan juga di tanah air.
Saya menjadi saksi betapa "tidak relevannya ketiga konsep di atas" terhadap kesuksesan.

Ternyata sinyalemen saya ini didukung oleh riset yang dilakukan oleh Thomas J. Stanley yang memetakan 100 faktor yang berpengaruh terhadap *tingkat kesuksesan seseorang berdasarkan survey terhadap 733 millioner di US*

Hasil penelitiannya ternyata nilai yang baik (yakni NEM, IPK dan  rangking) *hanyalah faktor sukses urutan ke 30*

*Sementara faktor IQ pada urutan ke-21*
*Dan bersekolah di universitas/sekolah favorit di urutan ke-23.*

Jadi saya ingin mengatakan secara sederhana: Anak anda nilai raport nya rendah *Tidak masalah.*

NEM anak anda tidak begitu besar?
Paling banter akibatnya tidak bisa masuk sekolah favorit.
*Yang menurut hasil riset, tidak terlalu pengaruh terhadap kesuksesan*

*Lalu apa faktor yang menentukan kesuksesan seseorang itu ?*
Menurut riset Stanley berikut ini adalah *sepuluh faktor teratas yang akan mempengaruhi kesuksesan:*

1. *Kejujuran* (Being honest with all people)
2. *Disiplin keras* (Being well-disciplined)
3. *Mudah bergaul atau friendly* (Getting along with people)
4. *Dukungan pendamping* (Having a supportive spouse)
5. *Kerja keras* (Working harder than most people)
6. *Kecintaan pada yang dikerjakan* (Loving my career/business)
7. *Kepemimpinan* (Having strong leadership qualities)
8. *Kepribadian kompetitif* atau mampu berkompetisi (Having a very competitive spirit/personality)
9. *Hidup teratur* (Being very well-organized)
10. *Kemampuan menjual ide* atau kreatif / inovatif (Having an ability to sell my ideas/products)

Hampir kesemua faktor ini tidak terjangkau dengan NEM dan IPK.
Dalam kurikulum semua yg ditulis diatas itu dikategorikan sebagai *softskill.*
Biasanya peserta didik memperolehnya dari kegiatan di ekstra-kurikuler.

Prof Agus Budiono

sumber: group wa
Read More

Rabu

Published 19:35 by admin

Istri Saya China dan Tidak Cantik

Banyak sekali yg bertanya kepada saya, kenapa saya memilih istri china yg berparas tidak cantik sedangkan saya (menurut mereka) adalah orang yg memiliki kekayaan berlebih?

Seharusnya (menurut mereka) saya bisa mendapatkan istri yg “lebih” dari pada istri saya yg sekarang, priscilla chan.

Pertama-tama untuk menjawab pertanyaan itu, saya ingin membahas apa itu wanita cantik?
dan apa itu wanita tidak cantik?
Jujur, saya sendiri mempunyai banyak kesempatan bertemu wanita-wanita cantik, banyak dari mereka yang mau sekali menjadi istri saya, tetapi apa yg disebut “wanita cantik” itu kebanyakan berhati seperti kaca, teramat rapuh.
Kalau sedang sakit manjanya seperti seorang putri raja, serta angkuh, sombong, dan juga akan selalu bertanya kepada saya kenapa sudah begitu kaya tapi tak mau ganti mobil?
Saya tau tujuan mereka ingin menjadi istri saya adalah utk pamer di lingkungan jet set, setelah itu akan lebih banyak lagi tuntutannya sebagai istri orang kaya.
Wanita demikian meski secantik bagaimanapun, kalau hatinya hanya bisa menuntut, tetap kelihatan jelek, jiwanya juga kotor.
Wanita seperti itulah baru dikatakan sebagai wanita jelek, diberikan gratis pun saya tidak mau!
“Kecantikan di luar akan berkurang nilainya seiring bertambahnya umur, tapi kecantikan dari dalam akan bertambah nilainya seiring bertambahnya umur” begitulah pepatah cina mengatakan, maka dari itu saya berusaha menghindari utk bersentuhan dengan benda yg secara cepat turun nilainya.
Kemudian dari mereka muncul pertanyaan lain, apa yg saya sukai dari priscilla chan, isteri saya?
“Raut wajah seorang wanita adalah cerminan hatinya” senyumnya selalu memukau saya.
Sejak hamil, Priscilla sama sekali mengabaikan perubahan yg terjadi pada raut mukanya akibat kehamilannya, tetap berpakaian sederhana, tanpa dandan, tapi justru kebahagiaannya saya rasakan sepenuhnya dan juga terlihat kepada orang lain.
Saya suka kesederhanaannya.
Saya suka penampilannya.
Priscilla adalah sosok wanita bersemangat tapi bijak, berani tapi penuh kasih, berjiwa pemimpin tapi juga bisa mendukung orang lain.
Saya menyukai semua hal saat bersamanya, saya merasa sangat nyaman & tenang.
Saya sama sekali tidak merasa Priscilla memanfaatkan saya atau bermegah atas saya. Selain memiliki kecerdasan intelektual yg tinggi, dia juga punya kecerdasan emosi yg tinggi, jangan lupa bahwa Priscilla merupakan lulusan jurusan kedokteran Harvard University.
Anda bisa coba tes masuk universitas tsb, jurusan hukum, kedokteran, ekonomi adalah jurusan yang jadi rebutan orang-orang, meski lulus tes masuk belum tentu anda bisa lulus dengan baik.
Jadi sebenarnya kalau mau dibilang pamer, lebih tepat saya yg pamer atas priscilla, bukan sebaliknya.
“Perkawinan ibarat sepasang sepatu, hanya pemakainya yg tau sepatunya nyaman dipakai atau tidak” Priscilla paling cocok buat saya, dan saya merasa priscilla adalah pasangan yang paling ideal di muka bumi ini.
Dulu saya berkenalan dengan Priscilla saat antrian di toilet. Di matanya, saya hanyalah seorang kutu buku, tidak lebih. Mulai saat itu saya berkata dalam hati saya “Inilah jodoh saya”
Di mata kalian, Priscilla adalah wanita tidak cantik, tapi di mata saya, dia adalah wanita cantik dan paling serasi dengan saya.

Saya tidak bisa menahan diri memamerkan foto saya dengan Priscilla yang begitu berbahagia. Dalam foto nampak saya dan priscilla begitu damai & alami.
” SEDERHANA ITU INDAH”
Mark Zuckerberg (pendiri FACEBOOK)

Read More
Published 23:17 by admin

Coronaphobia dan Psikosomatis Covid-19

Saya dihubungi beberapa calon klien yang minta waktu jumpa saya untuk menjalani sesi terapi. Kata mereka ini kondisi mendesak dan minta agar mereka bisa segera jumpa saya.



Saya tanya, apa masalahnya, ternyata mereka rata-rata mengalami perasaan takut, cemas, yang berakibat pada kondisi pikiran tidak tenang, hati tidak damai, dan sulit tidur.

Saya tanya lagi, mulai kapan gangguan emosi ini muncul atau mereka alami, hampir semua menjawab mereka mengalami kecemasan tinggi sejak ramai diberitakan tentang virus corona (Covid-19).

Bahkan ada tiga calon klien yang mengaku mengalami gejala serupa dengan Covid-19 seperti flu, batuk kering, tenggorokan sakit, dan demam.

Saya tanya lagi, apakah mereka ada keluar rumah, ke tempat ramai, kumpul-kumpul sama teman, bersalaman atau berdekatan dengan orang yang mengalami Covid-19 atau orang dalam pengawasan, dan semua menjawab tidak.

Mereka bahkan mengatakan bahwa sudah dua minggu lebih mereka tidak ke mana-mana, hanya istirahat dan melakukan kegiatan dari rumah.

Saya tanya lagi, apakah mereka rutin atau sering baca informasi atau berita, baik itu dari media massa seperti televisi, surat kabar, atau dari media sosial, terutama dari grup percakapan seperti WA atau Telegram, dan mereka semua menjawab ya. Sekarang jelas duduk persoalan dan akar masalahnya.

Saya mohon maaf karena belum bisa jumpa mereka. Saat ini saya dan semua hipnoterapis AWGI, untuk sementara waktu, berhenti total melakukan terapi. Ini untuk kebaikan bersama dan mematuhi himbauan pemerintah untuk melakukan social/physical distancing untuk meredam penyebaran Covid-19.

Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini?

Saya beri mereka beberapa saran dan masukan. Pertama, mereka berhenti total membaca atau mencari informasi atau meneruskan informasi terkait Covid-19.

Tidak ada gunanya untuk hidup mereka dengan mengetahui sudah berapa banyak orang yang terkena Covid-19, berapa yang meninggal, dan berapa yang sembuh.

Saya minta mereka berhenti total membaca atau mencari informasi atau meneruskan informasi terkait Covid-19 minimal selama dua minggu dan setelahnya mereka bisa beri laporan perkembangan yang dialami.

Kedua, saya sarankan mereka untuk banyak membaca buku-buku positif, nonton film atau video yang lucu, karaoke, senam atau olahraga, rileksasi atau meditasi, berdoa, atau apa saja yang positif dan bisa membuat pikiran dan perasaan mereka tenang dan bahagia.

Cukup sudah kita menebar dan menyebar informasi terkait virus corona (Covid-19) di media sosial dan grup percakapan seperti WA atau Telegram yang justru semakin menguatkan berbagai emosi negatif seperti takut, khawatir, cemas, merasa tidak berdaya, dll.

Sekarang waktunya kita melawan virus corona (Covid-19) dengan berpikir positif dan merasakan emosi positif, mengirimkan vibrasi positif untuk diri sendiri dan lingkungan, menyebar informasi yang sifatnya meneduhkan, menenangkan untuk kebaikan diri sendiri dan bersama.

Lalu, bagaimana sampai orang mengalami psikosomatis Covid-19?

Informasi masuk ke pikiran bawah sadar melalui lima jalur:

1. Otoritas : informasi, benar atau salah, yang disampaikan oleh figur otoritas pasti dengan mudah masuk dan diterima oleh pikiran bawah sadar (PBS) sebagai kebenaran.

2. Emosi : setiap informasi yang diterima individu, bila disertai emosi intens, baik positif atau negatif, akan dicatat oleh PBS sebagai sesuatu yang penting.

3. Repetisi : informasi serupa bila terus diulang, dilihat, dibaca, dibicarakan, diingat, dibayangkan, atau didengarkan pasti masuk ke memori PBS.

4. Identifikasi Kelompok: saat informasi ini diterima atau dinyatakan benar oleh satu kelompok atau komunitas, setiap anggota kelompok ini menerimanya sebagai kebenaran.

5. Relaksasi pikiran : saat pikiran rileks, sore atau malam hari saat mau tidur, atau pagi hari saat baru bangun tidur, bila kita membaca, mendengar, menonton tayangan atau informasi tertentu, informasi ini langsung masuk ke PBS tanpa bisa disaring oleh faktor kritis pikiran sadar.

Informasi tentang Covid-19, benar atau salah, yang telah terekam di PBS, tidak akan pernah bisa hilang. Informasi ini akan terus ada di memori sampai dilakukan upaya secara sadar untuk mengganti informasi ini dengan informasi lain.

Semakin seseorang membaca dan mengingat gejala-gejala Covid-19, semakin ia mengulang memunculkan informasi ini di pikirannya, semakin kuat informasi ini jadinya, dan semakin ia terpengaruh. Ia menjadi semakin cemas dan takut.

Disadari atau tidak, ia akan memeriksa kondisi fisiknya, apakah ada gejala yang sama atau menyerupai Covid-19. Ini sesungguhnya adalah hal yang wajar karena semua orang pasti ingin selamat, ingin tetap hidup. Dan fungsi utama PBS adalah melindungi dan menjaga keselamatan hidup kita.

Semakin ia melakuan pengecekan, semakin PBS mendapat informasi bahwa ini adalah sesuatu yang penting. Dan sesuai hukum pikiran, apa yang menjadi fokus pasti bertumbuh dan menguat. Ini menjadi semakin kuat saat dilandasi emosi negatif intens.

Akhirnya, PBS memunculkan simtom atau gejala yang sama atau serupa dengan gejala Covid-19. Saat ini terjadi, individu menjadi semakin cemas, takut, panik, dan gejalanya menjadi semakin nyata, semakin kuat.

Semakin ia cemas atau takut, semakin stres ia, semakin banyak hormon stres diproduksi oleh tubuhnya, dan semakin tertekan kerja sistem imun, dan semakin besar kemungkinan ia jatuh sakit, semakin besar risikonya bila ia benar-benar terpapar virus corona.

Virus corona belum tentu mengenai semua orang. Namun saat ini hampir semua orang sudah tertular virus pikiran yang membuat mereka cemas, khawatir, takut, paranoid.

Sekarang saatnya kita bangkit bersama melawan virus corona. Lakukan apapun yang bisa kita lakukan untuk menghambat kemungkinan virus corona semakin tersebar.

Dan berlakulah CERDAS dan BIJAK. Sebarkan hanya berita-berita positif. SARING sebelum SHARING.


Ditulis oleh: DR DR Adi W Gunawan, ST.,MPd.,CCH
Read More

Minggu

Published 23:08 by admin

Terkunci Karena Pikiran

Ada hitam ada putih, ada siang ada malam, ada yg sulit ada yg mudah, begitulah semesta semenjak dulu kala. Selalu mencari keseimbangan.



.
Teringat sebuah cerita, ada seseorang terjebak/terkunci dalam sebuah gerbong kereta berpendingin tempat penyimpanan makanan beku. Setelah gerbong tersebut berhasil dibongkar, orang tsb ditemukan tewas dalam posisi seperti orang menggigil kedinginan, padahal kenyataannya gerbong tersebut tidak dalam posisi ON alias pendinginnya mati, artinya di gerbong tersebut tidak dingin sama sekali. Dia mati karene pikirannya sendiri.
.
Musuh terbesar kita bukan orang lain, tapi pikiran kita sendiri. Apalagi di jaman seperti sekarang ini, dimana informasi tersebar begitu cepat melalui berbagai platform sosial media dan sangat mudah dimanipulasi untuk mempengaruhi pikiran bukan hanya seseorang tapi banyak orang. Akibatnya, hanya sedikit orang yg bisa melihat dari sisi yg berbeda, lebih banyak yg fokus pada sisi yg terlihat. Padahal semesta selalu dalam posisi keseimbangan...
.
Saya pastikan dalam 2-3 tahun kedepan kita akan melihat banyak orang2 baru yg sukses yg lahir dari keadaan saat ini, mereka itu adalah orang2 yg saat ini bisa melihat dan berfikir dari sisi yg berbeda. Semesta punya cara tersendiri untuk melahirkan para pemenang. Itu yg selalu terjadi.

source
Read More

Kamis

Published 01:00 by admin

Rumus E + R = O (Event + Response = Outcome) dalam Mencapai Kesuksesan

E + R = O

Mungkin rumus ini terdengar asing bagi kita semua. Mungkin rumus ini juga tak sepopuler rumus E=mc2 dalam ingatan kita. Namun, lewat rumus yang sederhana ini dapat menjelaskan mengenai success mindset. Sukses dalam hidup tentunya. Rumus atau teori ini dikemukakan oleh seorang pakar psikoterapi di Los Angeles, Dr Robert Resnick dimana beliau mengatakan E (event) + R (response) = O (Outcome). Formula sederhana ini menjelaskan bahwa setiap hasil dari pengalaman hidup ini (baik gagal maupun sukses, kaya ataupun miskin) adalah hasil dari bagaimana kita merespon terhadap kejadian-kejadian dalam hidup kita.

Jadi begini, seringkali kita memperoleh outcome atau sebuah hasil yang kurang memuaskan. Suatu kondisi di mana kita sering mengeluh “Kok begini sih?” atau “Kok jadi begitu” intinya kita merasa sedikit atau bahkan sangat kecewa. Ada dua option dalam menyikapi hal ini :
  1. Menyalahkan E (event). E dalam hal ini adalah situasi yang kita alami, keadaan yang sedang terjadi. Misalnya kondisi perekonomian yang tidak stabil, kenaikan harga BBM, musibah yang tiba-tiba menimpa dan sebagainya. Dengen berpikiran seperti ini sebenarnya tidak sepenuhnya salah, ini kenyataan hidup di mana tak ada yang sempurna dalam dunia dan kehidupan ini. Namun, dengan bersikap seperti ini, akankah kita akan mengambil tindakan untuk berubah? Akankah E atau kondisi tersebut dapat berubah? Seringnya kondisi atau kejadian yang terjadi tidak dapat diubah.
  2. Oleh karena mengubah E sangat jauh lebih susah dan mendekati atau bahkan mustahil, kita lebih berpotensi untuk mengubahR (response) terhadap E (event).
  3. Dalam persamaan matematis yang sederhana di atas, jika pengaruh E (event) > R (response) yang kita ambil, Outcome-nya (O) akan lebih depengaruhi oleh Event (E). Namun, jika pengaruh E (event) < R (response), Outcome-nya (O) akan lebih dipengaruhi oleh Response. Kesimpulannya response kita lah yang mempengaruhi outcome kehidupan kita. Karena akan lebih mudah dan masuk akal untuk mengubah Response kita dibandingkan Event yang terjadi.


Salah satu contoh yang bisa jadi pelajaran adalah ketika terjadi gempa bumi pada tahun 1994 di Northridge, California, ada sebuah jembatan tol yang ambruk yang mengakibatkan para pemakai jalan harus menunggu antri 2-3 jam hanya untuk melewati bagian yang ambruk tersebut. Seorang wartawan CNN melakukan interview dengan para pengemudi yang umumnya kesal dengan kejadian tersebut. Seorang pengemudi mengungkapkan kekesalannya dengan berkata, "Saya benci tinggal di California. Pertama kebakaran hutan, kemudian banjir, dan sekarang gempa, walaupun saya sudah berangkat pagi hari, tetap saja terlambat sampai kantor." Kemudian wartawan itu melanjutkan ke mobil yang lain, response pengemudinya sangatlah berbeda. Pengemudi itu tersenyum seakan-akan menikmati kemacetan itu, katanya, "Saya berangkat jam lima pagi dari rumah dan saya memiliki banyak kaset yang enak untuk di dengar, istri saya menyiapkan kopi dalam termos saya, jadi saya tidak mempermasalahkan kemacetan ini." Dan jika memang kemacetan ini merupakan faktor yang mutlak, seharusnya semua orang akan marah.

Contoh lain mungkin kondisi yang baru saja memanas mengenai kenaikan BBM di negara kita tercinta ini. Banyak pro atau kontra yang terjadi. Namun apapun yang terjadi kelak semisal BBM jadi mengalami kenaikan, alangkah baiknya kita dapat menyikapinya dengan jeli karena kondisi tersebut bukanlah faktor mutlak, lagi-lagi kita bermain response. Siapa tahu dengan kenaikan BBM membuat kita lebih mawas diri seperti hemat energi mungin, atau tak semata-mata nantinya yang miskin akan tambah tertindas bisa saja mereka lebih bersemangat untuk mengubah nasib, rajin bekerja misalnya.

Itu untuk kondisi umum, kondisi dari diri sendiri juga terkadang tidak menentu. Kalau mau mencomot dari istilah anak muda jaman sekarang sih, galau. Kemungkinan galau tersebut merupakan outcome dari pengaruh E (event) > R (response). Jadi, apapun kondisi yang terjadi terhadap kehidupan kita alangkah baiknya kita membuat E (event) < R (response) dengan kata lain jangan mau kalah dari keadaan. Hidup ini terlalu indah untuk dilewati dengan kegalauan, hhaha.
E + R = O, sangat sederhana memang namun esensinya sangat menarik dan penting. Terimakasih, semoga bermanfaat. Ah, nikmatnya berbagi ;)
Read More

Rabu

Published 18:30 by admin

25 Alasan Kita Semangat Sholat Jama'ah Di Masjid

SETIDAK TIDAKNYA ADA 25 ALASAN KENAPA HARUS SHALAT BERJAMA'AH DI MASJID


01. Setiap langkahnya menuju Masjid menghapus dosa dan menaikkan derajat
02. Didoakan malaikat
03. Mendapat cahaya sempurna di hari qiyamat
04. Diampuni dosa2 nya seperti bayi yang baru lahir
05. Malaikat berebut untuk mencatat
06. Allah menjaga kekhusyukan hati kita
07. Disaksikan sebagai orang yang beriman oleh Allah
08. Mati dalam keadaan muslim yang fitrah (suci bersih)
09. Mendapat naungan Allah di hari qiyamat
10. Allah bergembira dengan hamba yang shalat berjama'ah di masjid
11. Shaf awal di masjid itu shaf para malaikat
12. Shalat subuh berjama'ah pahalanya seperti shala semalaman
13. Shalat isya berjama'ah pahalanya seperti shalat separuh malam
14. Berjalan diwaktu subuh menuju masjid berada dalam rahmat Allah
15. Mendapat pahala seperti pahalanya haji dan umrah
16. Pahala mengikuti sunnah nabi
17. Dijauhkan dari sifat munafiq
18. Semakin jauh langkah semakin besar pahala
19. Dijamin hidup bahagia
20. Dijamin Husnul Khatimah
21. Dijamin dapat bagian di surga oleh Allah
22. Bagi yang tertinggal raka'at bahkan ketika datang shalat sudah bubar, dia tetap mendapat pahala shalat berjama'ah diampuni dosa2nya meski dia sendiri
23. Pahala shaf pertama sangat besar
24. Bila ucapan Aamin seiring dengan ucapan malaikat yang ikut shalat maka dosanya diampuni
25. Duduk menunggu imam, dicatat oleh malaikat sebagai orang yang shalat

Apakah kita kaum Pria masih malas untuk ke masjid  dengan sangat besar keutamaannya? TENTU TIDAK

Semoga Allah SWT selalu memberi kesempatan serta petunjuk pada kita semua. Aamiin..
Read More