OJK menetapkan BPR dengan kategori kegiatan usahanya berdasarkan modal inti. Nah, apa saja yang bisa dilakukan oleh BPR dengan kategori tersebut? Bila di Bank Umum kita mengenal dengan Bank Umum Kegiatan Usaha Satu atau disingkat dengan Bank BU-KU 1 dan seterusnya. Maka BPR-pun demikian. Berikut ringkasan dari kategori tersebut. BPR Kegiatan Usaha 1 atau BPR-KU 1 sampai dengan BPR-KU 3 berdasarkan POJK No.12/POJK.03/2016 tentang Kegiatan Usaha dan Wilayah Jaringan Kantor BPR Berdasarkan Modal Inti.
Read More
Senin
Rabu
Published 00:04 by admin
BPR milik Pemda dapat menjadi penyaluran rekening desa.
Dasar Hukum Penyaluran Keuangan Desa Melalui BPR Pemda antara lain sebagai berikut:
1. Permendagri No 31 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017 yang tertulis pada Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri halaman 39 yang menyebutkan "Dalam rangka optimalisasi dan efektifitas penyaluran dana dari rekening kas umum daerah ke rekening kasa desa, pemerintah daerah selaku pemegang saham/ modal pengendali dapat menyalurkan melalui BUMD lembaga keuangan"
2. Permendagri No 94 Tahun 2017 Tentang Pengelolaan BPR Milik Pemda yang tertulis pada Bab II Kegiatan Usaha BPR pada Pasal 3 Ayat f Halaman 5 yang menyebutkan "Membantu pemerintah desa melaksanakan fungsi pemegang kas desa dan sebagai penyaluran alokasi dana desa dan desa adat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan"
Read More
Dasar Hukum Penyaluran Keuangan Desa Melalui BPR Pemda antara lain sebagai berikut:
1. Permendagri No 31 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017 yang tertulis pada Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri halaman 39 yang menyebutkan "Dalam rangka optimalisasi dan efektifitas penyaluran dana dari rekening kas umum daerah ke rekening kasa desa, pemerintah daerah selaku pemegang saham/ modal pengendali dapat menyalurkan melalui BUMD lembaga keuangan"
2. Permendagri No 94 Tahun 2017 Tentang Pengelolaan BPR Milik Pemda yang tertulis pada Bab II Kegiatan Usaha BPR pada Pasal 3 Ayat f Halaman 5 yang menyebutkan "Membantu pemerintah desa melaksanakan fungsi pemegang kas desa dan sebagai penyaluran alokasi dana desa dan desa adat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan"
Senin
Published 01:36 by admin
Menerapkan Manajemen Risiko Kredit, Operasional, Likuiditas, dan Kepatuhan
Berikut link ringkasan materi CERTIF tentang Manajemen Risiko dll
Read More
Berikut link ringkasan materi CERTIF tentang Manajemen Risiko dll
Published 22:54 by admin
Pengalaman mengikuti pelatihan dan sertifikasi dari CERTIF terkait materi Menerapkan Manajemen Resiko Reputasi & Stratejik.
Untuk mempermudah pemahaman dalam pembelajaran, saya membuat ringkasan materi certif tersebut dengan menggunakan mind mapping.
Bila dirasa berguna, silahkan donwload versi pdf-nya disini dan semoga bermanfaat.
Read More
Untuk mempermudah pemahaman dalam pembelajaran, saya membuat ringkasan materi certif tersebut dengan menggunakan mind mapping.
Bila dirasa berguna, silahkan donwload versi pdf-nya disini dan semoga bermanfaat.
Kamis
Published 20:47 by admin
Berikut video inspiratif cuplikan dari kegiatan Temu Alumni Nasional XIII
Kegiatan tahunan yang diselenggarakan setiap sabtu akhir pada bulan Syawal adalah Halal bi Halal dan Temu Alumni Nasional Ikatan Kelaurga Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE). Banyak yang mengapresiasi pelaksanaan yang ke-13 kali ini dan mudah-mudahan membawa inspirasi bagi semua.
Senin
Published 20:53 by admin
Bagaimana membangun Financial Freedom ala Alex P Chandra? Simak Ulasan berikut:
1. Kaya menurut saya adalah suatu kondisi, dimana pasif income lebih besar daripada biaya hidup seseorang. Jadi kata kuncinya. Pasif Income; yaitu istilah yang kita gunakan untuk income dari investasi
2. Biaya hidup dengan life style yang dikehendaki. Menjadi 'kaya' bukan berarti kita tidak perlu bekerja lagi, melainkan kita kini punya 'pilihan'. Dengan demikian kita bisa 'nyetel' kapan kita mencapai 'kaya' itu, yaitu dgn menyetel biaya hidup/life-style. Dan menjadi 'kaya' itu urusannya dengan investasi. Bukan dengan pilihan profesi. Kalo tidak ada investasi,ya 'by defenisi' kita tadi, kita tidak bisa kaya
3. Kalau life-stylenya 5jt sebulan, tentunya mencapai pasif income lebih dari 5 jt lebih mudah dibandingkan jika life-stylenya 500jt/bulan. Yg hidupnya sederhana akan lebih mudah menjadi 'kaya'
4. Saya mengibaratkan financial planning menuju financial freedom ini seperti mendaki gunung. Katakanlah Himalaya. Ada stage dan tahapannya. Dan tidak semua orang harus mencapai summit. Saya pernah ke Everest, namun cuman sampai 1st base camp.
5. Sampai ke 1st base camp Himalaya, capek sih, namun tidak susah2 amat. Cuman naek land-cruiser dua hari dari Lhasa, Tibet. Ketika kita membayangkan menjadi 'kaya' adalah hidup seperti Donald Trump dkk, maka otak kita menolaknya. Dan bahkan tdk memulai perjalanan.
6. Donald Trump cs adalah orang-orang yang mencapai 'summit'. Puncak tertinggi gunung Himalaya. Butuh bakat dan latihan khusus. Tidak semua orang akan berhasil sampai ke summit.
7. Namun ketika kita bagi-bagi perjalanannya menjadi beberapa tahapan, & setiap tahapan sudah merupakan 'kemenangan', menjadi kaya lebih realistis. Ketika otak kita menganggapnya 'realistis' dan 'achieveable'; maka kita lebih nyaman memulai perjalanan 'mendaki gunung financial freedom'
Disunting dari FB BPR Lestari
Read More
1. Kaya menurut saya adalah suatu kondisi, dimana pasif income lebih besar daripada biaya hidup seseorang. Jadi kata kuncinya. Pasif Income; yaitu istilah yang kita gunakan untuk income dari investasi
2. Biaya hidup dengan life style yang dikehendaki. Menjadi 'kaya' bukan berarti kita tidak perlu bekerja lagi, melainkan kita kini punya 'pilihan'. Dengan demikian kita bisa 'nyetel' kapan kita mencapai 'kaya' itu, yaitu dgn menyetel biaya hidup/life-style. Dan menjadi 'kaya' itu urusannya dengan investasi. Bukan dengan pilihan profesi. Kalo tidak ada investasi,ya 'by defenisi' kita tadi, kita tidak bisa kaya
3. Kalau life-stylenya 5jt sebulan, tentunya mencapai pasif income lebih dari 5 jt lebih mudah dibandingkan jika life-stylenya 500jt/bulan. Yg hidupnya sederhana akan lebih mudah menjadi 'kaya'
4. Saya mengibaratkan financial planning menuju financial freedom ini seperti mendaki gunung. Katakanlah Himalaya. Ada stage dan tahapannya. Dan tidak semua orang harus mencapai summit. Saya pernah ke Everest, namun cuman sampai 1st base camp.
5. Sampai ke 1st base camp Himalaya, capek sih, namun tidak susah2 amat. Cuman naek land-cruiser dua hari dari Lhasa, Tibet. Ketika kita membayangkan menjadi 'kaya' adalah hidup seperti Donald Trump dkk, maka otak kita menolaknya. Dan bahkan tdk memulai perjalanan.
6. Donald Trump cs adalah orang-orang yang mencapai 'summit'. Puncak tertinggi gunung Himalaya. Butuh bakat dan latihan khusus. Tidak semua orang akan berhasil sampai ke summit.
7. Namun ketika kita bagi-bagi perjalanannya menjadi beberapa tahapan, & setiap tahapan sudah merupakan 'kemenangan', menjadi kaya lebih realistis. Ketika otak kita menganggapnya 'realistis' dan 'achieveable'; maka kita lebih nyaman memulai perjalanan 'mendaki gunung financial freedom'
Disunting dari FB BPR Lestari
Minggu
Published 10:15 by admin
Seorang yang sangat saya hormati karena ketulusan hati, penuh nasehat, bijaksana, lemah lembut dalam tutur kata, membimbing, dan insyaAllah selalu mendoakan anak-anaknya. Bisa dibilang tak cukup kata untuk mewakilkan ungkapan yang pas untuk mengambarkan betapa kami anak-anaknya sungguh merasa kehilangan beliau.
Semoga dimapuni dosa-dosa beliau
Semoga dilipatgandakan kebaikan-kebaikan beliau
Semoga husnul khotimah
RS. Semen Gresik. Date 04/02/2018 | 10:15 WIB
Jumat
Published 13:30 by admin
Sudah beberapa tahun diberi kepercayaan untuk menyampaikan khutbah Jumat di masjid Alfalah Parimono Palndi Jombang.
Mendapatkan jadwal khutbah selama setahun dalam sebuah kalender. Bagi saya peribadi ini merupakan sebuah amanah ketika Allah SWT menitipkan sedikit ilmu yang saya punya untuk diamalkan di masyarakat. Walau sesungguhnya isi meteri khutbah adalah pengingat bagi saya untuk selalu memperbaiki diri. Semoga Allah SWT membimbing selalu langkah-langkah kita dijalan yang Dia ridhoi. Aamiin.
Read More
Mendapatkan jadwal khutbah selama setahun dalam sebuah kalender. Bagi saya peribadi ini merupakan sebuah amanah ketika Allah SWT menitipkan sedikit ilmu yang saya punya untuk diamalkan di masyarakat. Walau sesungguhnya isi meteri khutbah adalah pengingat bagi saya untuk selalu memperbaiki diri. Semoga Allah SWT membimbing selalu langkah-langkah kita dijalan yang Dia ridhoi. Aamiin.
------------------------- isi khutbah bisa didownload disini > klik disini-------------------------
Minggu
Published 19:36 by admin
Financial freedom atau
kebebasan keuangan adalah impian setiap orang, banyak sekali jalan untuk
mencapai keadaan ini, ada yang menempuhnya melalui bisnis, properti,
Saham, MLM, Internet dan lain sebagainya. Apapun kendaraannya, apapun
caranya, apapun namanya, sebenarnya ‘benang merah’ dari itu semua adalah
investasi.
Banyak orang ketika mendengar istilah
investasi, yang terbayang di pikiran mereka sesuatu yang canggih, yang
memerlukan uang yang banyak, pengetahuan yang dalam , dan segudang
pengalaman. Jika investasi diartikan seperti diatas, artinya ‘Financial
Freedom’ atau kebebasan keuangan hanyalah milik segelintir orang yang
punya modal saja dong, hanya untuk segelintir orang yang pintar saja
dong,….. Apakah benar demikian???
Sudah lama sekali saya ingin membahas
mengenai ini, bahwa jika kita melakukan investasi,dengan tujuan untuk
mencapai kebebasan keuangan, tidak selalu harus dihubungkan dengan
saham, properti, atau bisnis yang canggih canggih, investasi sangat bisa
dilakukan dengan cara yang amat sangat sederhana seperti cerita si Inem
dibawah ini.
Beberapa minggu yang lalu saya baru saja
menjemput dari rumah mertua saya dan mengantarkan si Inem…. seseorang
yang lugu, sederhana, yang datang ke Jakarta dengan menempuh perjalanan
selama 13 jam, meninggalkan 2 anaknya yang masih kecil dan seorang
suaminya di kampung Surade, Sukabumi selatan, demi untuk mendapatkan
pekerjaan sebagai seorang pembantu rumah tangga di rumah salah satu
teman istri saya.
Dalam perjalanan selama kurang lebih 30
menit saya dan istri berbicara cukup banyak dengan Inem, saya menanyakan
latarbelakang dia, dan alasan kenapa dia rela meninggalkan keluarga dan
anaknya yang masih kecil di kampung hanya untuk mendapatkan pekerjaan
sebagai pembantu rumah tangga? Dari percakapan kami dengan Inem, saya
menjadi amat terharu sekaligus kagum dan bangga dengan Inem. Mengapa?
Karena ternyata seorang Inem, datang ke Jakarta tidak hanya sekedar
bekerja sebagai pembantu rumah tangga, tapi mirip dengan perjalanan
hidup saya selama 2 tahun di US, saya juga bukan bertujuan selamanya
menjadi pelayan toko, tapi saya punya rencana besar, impian besar,
pekerjaan yang saat itu saya jalani hanyalah sebagai batu loncatan saja.
Inem ternyata juga memiliki impian besar untuk mencapai kebebasan
keuangan, dia akan bekerja sebagai pembantu rumah tangga hanyalah untuk
sementara waktu saja.
Apa yang akan dilakukan Inem untuk
meraih kebebasan keuangannya? Menurutnya saat ini dia sudah memiliki 12
ekor bebek di kampung yang bertelur 1 butir setiap harinya, jika telur
itu dia bisa jual dengan harga rp.1000/butir. Dia bisa mendapatkan Rp.
10 ribu perhari bersih dari hasil menjual telur bebek, setelah dipotong
dengan biaya makan bebek bebek tersebut.
Rencananya adalah seperti ini : setiap
bulan, Inem berencana untuk menabung gajinya sebagai pembantu, minimal
Rp. 300 rb perbulan (setelah dipotong keperluan pribadi dan kirim uang
ke kampung). Setelah 9 bulan menabung, Inem akan berhasil mengumpulkan
Rp, 2,7 juta (9 x rp. 300rb).
Nah saat itulah Inem akan berhenti
bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan pulang kampung untuk kembali
berkumpul dengan anak dan suaminya tercinta. Karena uang tabungannya
yang telah dikumpulkannya sebesar Rp. 2,7 juta, saat itu akan dia
belikan bebek dengan harga 50rb perekor. Sehingga Inem bisa mendapat 54
ekor bebek baru. Artinya saat itu Inem akan memiliki 66 ekor bebek, yang
jika setiap harinya, minimal bebek yang bertelur 2/3 dari jumlah bebek
yang ada, paling tidak dia bisa mendapat sekitar 40an butir telur,
yang jika dijual akan menghasilkan kurang lebih Rp.40 rb, setelah
dikurangi biaya pakan bebek sebesar Rp.7000 perhari (Rp. 1000 / 10
ekor), hasil bersihnya adalah Rp. 33rb/hari, artinya hasil penjualan
telur bebek adalah Rp.990.000 /bulan. Di mana saat itu, jumlah itu
sudah jauh lebih besar dari gajinya saat ini yang hanya sebesar Rp. 650
rb/bulan dan saat itu Inem tidak perlu lagi berpisah jauh dari
keluarganya.
Luarbiasa sekali kan….. rencana si Inem
ini, suatu rencana mencapai kebebasan keuangan yang sederhana, tapi
membuat saya kagum dengan pemikirannya. Sebuah rencana untuk
menggantikan penghasilan aktifnya sebagai pembantu rumah tangga dengan
penghasilan dari telur bebek. Sebuah rencana yang amat luarbiasa untuk
seseorang yang hanya sempat sekolah sampai kelas 3 SD, itulah cara si
Inem mencapai kebebasan keuangannya. Apakah setelah saat itu tiba, Inem
hanya akan berdiam diri di kampung mengasuh anak dan suaminya mengangon
bebek bebeknya? Ternyata tidak, sebagian dari hasil penjualan telur
bebeknya tersebut, akan ditabungnya kembali, untuk nantinya digunakan
sebagai modal membuka warung makanan atau membeli motor untuk dijadikan
ojek….. nah lo…. Luarbiasa sekali kan…..Selamat Inem!, jangan lupa sama
saya ya, kalau nanti sudah jadi juragan bebek di Surade.
Jika seorang sederhana, dengan
pendidikan yang hanya kelas 3 SD seperti si Inem memiliki sebuah
rencana, impian besar untuk meraih kebebasan keuangan melalui sistem
ternak bebek ….. Sebuah sistim yang amat sederhana, …… mirip dengan
sistim “Angsa Emas” seperti yang saya ajarkan di workshop Property Cash
Machine System…jangan mau kalah dengan Inem… let’s do it, reach your
financial freedom!
Ditulis oleh: Joe Hartanto
Langganan:
Postingan (Atom)