Senin

Published 01:26 by admin

Biaya Haji Makin Murah?

Dari tahun ke tahun, biaya haji dan umroh mengalami kenaikan yang tidak sedikit. Setelah krismon, biaya haji tercatat belasan juta rupiah, di tahun 2000-an naik dari belasan juta sampai sekarang sekitar 35 jutaan. Sementara biaya umroh berkisar setengah dari haji reguler, artinya juga terus naik dari tahun ke tahun.


Haji USD vs EMAS

Dalam jangka panjang, biaya dalam rupiah naik sangat siginifikan, dalam dolar juga naik lumayan, tapi biaya haji dan umroh malah turun jika dihitung dengan menggunakan alat ukur emas. 2000-an awal, biaya haji berkisar antara 250gr-300gr emas. Tahun 2007 turun menjadi 150gr, di tahun 2010 menjadi 95gr, dan tahun 2011-2012 berkisar 70gr emas.

Maka salah satu cara untuk menabung biaya haji dan umroh terbaik adalah dengan menabung dalam bentuk emas, logam mulia maupun dinar.  Yang diperlukan untuk biaya umroh 2013 adalah sekitar 8 Dinar atau 35gr emas. Jumlah sudah cukup untuk biaya umroh kelas menengah. Jika harga emas turun pun, insya Allah masih bisa untuk biaya umroh yang lebih murah. Sedangkan jika harga emas naik, maka kita bisa mendapatkan biaya umroh kelas yang lebih baik, atau bisa dijadikan sebagai uang tambahan seperti uang saku.

Untuk menyiapkannya, ada dua strategi yang bisa dilakukan, yaitu Nabung Emas dan Cicil Emas:
Nabung-Cicil Emas Umroh
 
Mmm, masih tunda beli emas?

source: http://ahmadgozali.com/umroh-optimasi-rezeki/umroh-emas/
Read More

Selasa

Published 23:49 by admin

Jenis Hutang yang Bisa Membuat Anda Tambah Kaya

Membayar hutang dengan mudah ada caranya, bahkan membuat Anda semakin kaya. Hutang mobil, rumah atau apapun perhatikanlah jenis-jenis hutang berikut. Setiap kali berhutang uang kepada seseorang, kau menjadi pegawai uang mereka. (Robert T. Kiyosaki)


Ada orang mengartikan bahwa hutang adalah selalu buruk. Ada orang mengartikan bahwa hutang adalah bisa membuat kita menikmati kenikmatan yang tadinya tidak terjangkau. Robert Kiyosaki dengan tajam menjelaskan tentang hutang yang baik dan hutang yang buruk.

Hutang yang baik adalah hutang yang dibayarkan orang lain untuk kamu. Hutang yang buruk adalah hutang yang kamu bayar dengan keringat serta darah kamu sendiri.

Kalau seseorang mengambil pinjaman berjangka waktu 20 tahun maka dia akan menjadi pegawai selama 20 tahun. Dan tidak seperti bekerja di kantor, mereka tidak memberinya jam emas ketika hutangnya lunas atau dia pensiun.

Apakah hutang untuk bisnis (modal kerja, investasi,dll) = baik, sedangkan hutang konsumtif (beli mobil, rumah, tour keluar negeri) = jelek? Dua-dua jawabannya adalah belum tentu.

Dari definisi Robert Kiyosaki diatas, hutang bisnis bisa jadi jelek bila kita sendiri yang harus berkeringat dan mandi darah untuk membayarnya.

Hutang bisnis menjadi baik ketika kita mempunyai sistem dan team/orang yang membayar. Demikian juga ayah kaya dari Robert Kiyosaki sangat menyukai properti sewaan. Ia mendorong Robert Kiyosaki untuk mempunyai properti sewaan karena bank memberi pinjaman dan yang membayar adalah penyewa properti.

Banyak orang menganggap bahwa jurus Robert Kiyosaki yang ini tidak dapat dipraktekkan di Indonesia, tapi saya pribadi melihat banyak pengusaha yang menggunakan jurus ini. Mulai dari pengusaha kecil seperti pengusaha mesin fotocopy yang membuka cabang fotocopy, salon, yang mempunyai sistem dan team yang bekerja untuk mereka. Sedemikian sehingga sistem dan team yang membayar hutang bisnis dan properti yang ditempatinya. Demikian juga pengusaha besar seperti Bank, Hotel, Mall, melakukan dengan cara yang sama.

Hutang konsumtif bisa baik ketika kita sudah mempunyai pasif income atau peternakan uang yang membayarnya. Jadi boleh saja kita mempunyai hutang rumah, mobil, selama penghasilan kita dari Bisnis dan Investasi (sisi kanan cashflow kuadrant) lebih dari cukup untuk membayarnya.

Pasti bermanfaat untuk Anda yang dahsyat,

Tung Desem Waringin
Sumber: TDW Club
Read More
Published 23:13 by admin

Kesalahan-kesalahan Mengelola Uang

Common Money Mistakes Sering kali begitu mudah saat harus mengeluarkan uang untuk memenuhi keperluan – keperluan rumah tangga seperti belanja bulanan, membayar tagihan-tagihan, jalan – jalan ke mall, membeli baju dan sepatu saat ada diskon, dll. Tak terasa uang mengalir seperti air dan setelah dihitung-hitung sepertinya ada sesuatu yang sebenarnya bisa dihemat atau dikurangi terutama expense – expense yang tidak fixed seperti jalan-jalan ke mall, beli buku, beli baju atau sepatu, dll. Setelah membeli barang – barang tersebut dan sampai dirumah ternyata belum tentu barang-barang tersebut akan langsung digunakan dan mungkin hanya menumpuk saja dirumah. Terlebih lagi yang berbahaya adalah apabila belanjanya dengan menggesek kartu kredit, dan pembayaran hanya dengan mencicil minimal pembayaran per bulannya. Belanja dengan kartu kredit memang sangat membantu kemudahan dalam bertransaksi dengan catatan kita mempunyai uang untuk membayar tagihannya secara full bukan dengan membayar cicilan minimunnya. Biasanya kita disadarkan oleh betapa besar pengeluaran yang telah kita lakukan saat kita menerima tagihan kartu kredit, uang yang semakin berkurang di ATM atau saat me-review catatan pengeluaran bulanan kita. Hampir semua orang pernah melakukan belanja – belanja yang terkadang hanya kalap mata saja, karena naturally semakin besar penghasilan maka spending semakin besar juga. Tapi yang paling penting adalah kita dapat menyadari kesalahan tersebut dan dapat belajar dari pengalaman itu. Memang tidak mudah untuk melakukan perubahan secara drastis tapi setidaknya dengan belajar sedikit demi sedikit untuk dapat membuat perencanaan keuangan sendiri maka manajemen keuangan kita akan lebih terarah. Begitu juga dengan kami, sebelum keluarga kami mempunyai perencanaan keuangan, we have no idea berapa sich biaya pensiun kami nanti? Bagaimana sih cara menyiapkan dana pensiun untuk kehidupan nanti setelah tidak produktif lagi? Kalau biaya pendidikan anak-anak kami hanya bisa mengira2 sesuai dengan biaya kuliah saat ini, sedangkan anak-anak kami kuliah masih 10 – 15 tahun lagi jadi gak kebayang akan berapa jadinya nanti karena ada faktor inflasi didalamnya. Setelah menerapkan perencanaan keuangan kami merasa lebih tenang karena walaupun as human being seringkali bocor atau tidak sesuai dengan budget tapi at least setiap bulannya kami sudah melakukan alokasi dana untuk pos – pos tujuan keuangan keluarga yang sudah ditentukan. Sebagai evaluasi dan untuk selanjutnya menjadi perbaikan bagi kami khususnya dan mungkin bagi keluarga – keluarga yang lain, dibawah ini adalah common money mistakes yang perlu dicermati: 1. Having no financial planning alias gimana nanti aja deh Saat kita tidak mempunyai perencanaan keuangan maka kita tidak mempunyai tujuan – tujuan keuangan yang terarah dan juga tidak mengetahui berapa besar sesungguhnya uang yang harus kita persiapkan untuk dana pensiun nanti, uang sekolah anak-anak nanti, uang kesehatan untuk pensiun nanti, dll. Efeknya adalah automatically kita tidak terlalu kuatir untuk menyiapkan mulai dari sekarang karena kita memang tidak tahu, yang nanti biarlah nanti saja yang penting saat ini bisa senang – senang. Tapi kalau kita mengetahui betapa besarnya biaya yang diperlukan untuk dana pensiun dan dana pendidikan nanti maka kita akan lebih berhati – hati dalam setiap pengeluaran kita dan mempunyai prioritas untuk spending – spending kita. Sangat tidak bijaksana untuk mengorbankan kesenangan nanti hanya untuk kesenangan sesaat saat ini. Selain dana pensiun, dana kesehatan pensiun, dana pendidikan yang memang persiapannya memerlukan jangka waktu panjang, maka hal lain yang penting juga adalah mempersiapkan dana darurat dan asuransi untuk mengcover apabila pencari nafkah utama terkena risiko. Bukan berarti juga dengan mempunyai perencanaan keuangan maka kita dapat langsung menghemat secara drastis tetapi yang penting adalah memulai dengan latihan melakukan perencanaan keuangan sendiri karena semua pencapaian itu ada proses dan tahapannya jadi ya practice..practice..practice.. aja dulu. Saat ini tidak ada excuse bahwa tidak tahu cara atau tidak mengerti bagaimana memulainya, ingat bahwa saat ini kita diberi banyak kemudahan untuk akses informasi, entah dari media surat kabar, internet, seminar, tanya ke ahlinya, dll. Jangan lupa juga untuk selalu me- review untuk memastikan bahwa tujuan keuangan tersebut dapat tercapai sesuai dengan jangka waktunya. 2. Not Living Within Your Means = besar pasak daripada tiang Sudah menjadi hukum alam bahwa semakin besar penghasilan maka semakin besar pengeluaran, tetapi jangan sampai pengeluaran lebih besar daripada penghasilan karena yang akan terjadi adalah berhutang. Rumus sederhananya adalah : Income > expenses = surplus Income < expenses = debt Memang tidak mudah tapi bukan tidak mungkin untuk dilakukan, kalau kita mempunyai tujuan keuangan dalam rumah tangga maka ini akan mendrive kita untuk berubah dan memperbaiki kebiasaan tata kelola keuangan kita. Tips untuk bisa menghindari pengeluaran lebih besar dari penghasilan adalah identify where your money goes, karena kalau kita mempunyai catatan kemana saja uang kita pergi maka tidak akan sulit untuk mengontrol dan mereview pengeluaran – pengeluaran tersebut, yang diharapkan untuk bulan berikutnya kita bisa mengurangi pos – pos tertentu yang dirasa berlebihan untuk kemudian dialokasikan ke pos lain seperti saving atau investasi. Oya, satu lagi..belajarlah untuk membuat budget pengeluaran, memang membuat budgetnya mudah tapi pelaksanaannya memang perlu effort. 3. Impulsive Spending = boring nich..belanja ah Belajar untuk selalu membedakan antara wants vs needs, keseringan main ke mall akan mempengaruhi kantong kita karena saat kita ke mall tidak bisa hanya untuk window shopping saja, pasti ada saja yang dibeli walaupun mungkin itu sebenarnya tidak perlu tapi terkesan diperlukan daripada tidak ada yang dibeli. Tips untuk menghindari impulsive spending atau pengeluaran yang tidak direncanakan adalah pergilah ke mall saat memang ada yang perlu dibeli jangan ke mall karena sedang merasa jenuh atau galau karena nantinya pasti balas dendam dengan belanja, buatlah budget shopping tersendiri sehingga tidak mengganggu cash flow keuangan rumah tangga saat tergoda untuk melakukan impulsive spending. 4. Temptation Promotions = buy 1 get 1 free Saat belanja bulanan ke supermarket biasanya yang terjadi adalah yang seharusnya hanya beli beberapa item tapi karena kalap mata dan tergiur oleh promo yang ada maka yang terjadi adalah jumlah belanjaan membengkak, apalagi kalau belanja dengan membawa anak-anak, alih-alih ingin mengajak anak-anak seneng tapi belanjaan juga bertambah banyak. Populasi penduduk Indonesia yang besar menjadikannya sebagai target market yang potensial untuk berjualan apapun. So think and be wise before you decide to take any kind of promotions offered in the market. Cara yang bisa dilakukan untuk menghindari spending yang besar saat belanja adalah stick with your shopping list. 5. Lack of Estate Planning = hidup kaya raya mati masuk surga (tdk menelantarkan yg ditinggalkan) Penting banget untuk mempunyai Estate Planning atau Perencanaan Waris. Karena memang kita hanya menjalani hidup ini, sementara Allah Swt yang berkuasa diatas segalanya, jadi kita tidak mengetahui sampai kapan kesenangan kita hidup didunia ini, oleh sebab itu sebaiknya kita mempunyai perencanaan yang baik untuk anak – anak atau istri yang menjadi tanggung jawab suami in case terjadi resiko yang tidak diinginkan terhadap pencari nafkah utama. Bukan berarti karena hidup sudah ada yang mengatur maka kita pasrah tanpa melakukan usaha apapun justru sebaliknya kita harus mempersiapkan dengan baik untuk mencari ridho-NYA dengan tidak menelantarkan anak-anak dan istri. Warisan tidak selalu meninggalkan harta yang melimpah tapi sebagai bentuk tanggung jawab terhadap anak – anak atau istri maka minimal suami mempunyai asuransi jiwa yang uang pertanggungannya cukup untuk membiayai sekolah dan biaya hidup mereka seandainya terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terhadap pencari nafkah utama, sehingga mereka tidak putus sekolah dan tetap dapat meneruskan hidupnya dengan baik. sumber:http://dyahprabowo.com/2012/06/27/common-money-mistakes/
Read More
Published 23:10 by admin

Mengenal Komunitas TDA

TDA | Komunitas Tangan Di Atas TDA Tentang Komunitas Tangan Di Atas (TDA) Apa Itu Komunitas TDA? Adalah sebuah komunitas bisnis yang bervisi menjadi Tangan Di Atas atau menjadi pengusaha kaya yang gemar memberi kepada sesamanya. Istilah kerennya adalah abundance atau enlightened millionaire. Lho, sesederhana itu? Tidak, nama ini merupakan perwujudan dari keyakinan kami bahwa menjadi Tangan Di Atas itu lebih mulia dari pada Tangan Di Bawah (TDB). Kami mengartikannya juga TDA sebagai pengusaha dan TDB sebagai karyawan. Di samping itu kami juga meyakini bahwa dengan menumbuhkan semangat berwirausaha, merupakan salah satu solusi konkret terhadap permasalahan ekonomi bangsa. Bagaimana cara mewujudkannya? Ya, tentu saja dimulai dari kami sendiri. Dengan semangat saling berbagi, saling mendukung dan bekerja sama dalam komunitas TDA. Semua itu telah diwujudkan dalam beberapa kegiatannya. Kenapa harus dengan komunitas? Kami yakin dengan bersama-sama segalanya akan lebih ringan. Keyakinan itu terbukti dengan kebersamaan ini kami bisa melakukan hal yang tidak mungkin dilakukan secara sendiri-sendiri. Ada ciri khas lain yang membedakan TDA? Ada, yaitu action oriented. Makanya seiring diplesetkan menjadi Take Double Action. TDA menghindari banyak melakukan diskusi dan perdebatan yang tidak produktif. Apakah TDA lembaga sosial? Dalam aktivitasnya, TDA adalah komunitas sosial, non profit. Tapi tujuannya adalah pragmatis yaitu agar para membernya menjadi 100% TDA alias pengusaha kaya. Siapa saja member TDA ini? Beragam. Tapi kalau di bagi ada 3 kategori, yaitu: 1. TDA, yaitu member yang sudah full berbisnis dan dalam upaya meningkatkan bisnisnya ke jenjang lebih tinggi. 2. TDB, yaitu member yang masih bekerja sebagai karyawan dan sedang berupaya untuk pindah kuadran menjadi TDA 3. Ampibi, yaitu member yang masih dalam tahap peralihan dari TDB ke TDA dengan melakukan bisnis secara sambilan Sudah berapa member TDA? Sampai saat ini (September 2007) sudah mencapai 1.300 orang sejak didirikan tanggal 22 Januari 2006. Apa saja kegiatan TDA? TDA Garment (12 kios di ITC Mangga Dua dan 4 di Metro Tanah Abang) TDA Seluler (9 konter ITC Mangga Dua) TDA IT (+- 20 kios Mangga Dua Square, workshop, seminar IT) TDA Goes To Franchise (kajian dan laboratorium konsep bisnis) TDA Peduli (kerja sama dengan Aksi Cepat Tanggap Dompet Dhuafa Republika) TDA Wealth Strategy Club (diskusi dan penerapan wealth strategy) TDA Event Organizer (seminar, talkshow, bazaar, pameran, tour) TDA Business Re-education (seminar, business game, business coaching, bekerja sama dengan Action International Business Coaching http://www.action-international.com/, http://www.actioncoaching.com/) TDA Business Conference on Yahoo! Messenger TDA Business Portal (on progress) TDA Daerah (Bekasi, Tangerang, Depok, Surabaya, Yogyakarta, Batam) TDA Spiritual (pengajian bulanan) TDA Finance TDA Business Book Club dll Bagaimana awal berdirinya TDA? Agak panjang dan unik ceritanya. Ini berawal dari sebuah blog yang ditulis oleh salah satu pendiri TDA, yaitu Badroni Yuzirman (http://www.roniyuzirman.blogspot.com/). Isi blog tersebut menurut sebagian orang cenderung memprovokasi pembacanya untuk menjadi pengusaha atau TDA. Kemudian, dari para pembaca blog tersebut tercetus ide untuk membuat pertemuan dalam bentuk talkshow dengan menghadirkan Haji Ali, salah satu tokoh sukses yang sering diceritakan di blog tersebut. Tanggal 12 Januari 2006 adalah tanggal diadakannya talkshow tersebut yang dihadiri oleh sekitar 40 orang bertempat di Restoran Sederhana Rawamangun, Jakarta Timur. Dari talkshow itulah diperkenalkan istilah Tangan Di Atas yang diperluas tafsirnya menjadi pengusaha atau pedagang. Para peserta kemudian ditantang untuk langsung take action memulai bisnis. Pada tanggal 1 Februari, seminggu setelah itu dibukalah Moslem Fashion Area dengan para pengisi kiosnya 12 orang dari peserta talkshow itu. Untuk memperlancar komunikasi di antara para alumni talkshow, maka dibuatlah sebuah mailing list untuk saling berkoordinasi mengenai toko masing-masing dan membahas permasalahan bisnis. Pada akhirnya mailing list itu kemudian dibuka untuk umum dengan anggota mencapai ratusan orang. Visi Membentuk pengusaha-pengusaha tangguh dan sukses yang memiliki kontribusi positif bagi peradaban Misi Menumbuhkembangkan semangat kewirausahaan. Membentuk 10.000 pengusaha miliader yang tangguh dan sukses sampai tahun 2018. Menciptakan sinerji diantara sesama anggota & antara anggota dengan pihak lain, berlandaskan prinsip high trust community. Menumbuhkan jiwa sosial & berbagi di antara anggota. Menciptakan pusat sumber daya bisnis berbasis teknologi. Lima Nilai TDA 1. Silaturahim (Saling mendukung, Sinergi, Komunikasi, Kerja sama, Berbaiksangka, Teamwork, Sukses Bersama) 2. Integritas (Kejujuran, Transparansi, Amanah, Win-win, Komitmen, Tanggungjawab, Adil) 3. Berpikiran Terbuka (Continuous Learning, Continuous Improvement, Kreatif, Inovatif) 4. Berorientasi Tindakan (Semangat solutif, Konsisten, Persisten, Berpikir dan bertindak positif, Give and Take, Mindset Keberlimpahan) 5.Fun (Menjaga keseimbangan dalam hidup) sumber:http://roniyuzirman.wordpress.com/komunitas-tda/
Read More

Minggu

Published 21:09 by admin

Maicih: Keripik Unik dari Bandung

Mimpi Saya Bangun Republik Maicih
VIVAnews.Com - Dunia digital membuka peluang bisnis menggiurkan: menjadi kaya raya tanpa perlu menunggu rambut beruban. Bukan hanya bagi mereka yang mencipta aplikasi digital, tapi juga mereka yang memanfaatkan aplikasi tersebut. Simak saja kisah Reza Nurhilman. Dengan keterbatasan dana membangun usaha, pemuda 23 tahun ini meraih sukses tak terkira berkat dunia maya. Ia memanfaatkan situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter sebagai media pemasaran. Reza atau akrab disapa Axl adalah pemilik usaha keripik pedas 'Maicih', yang sempat membuat heboh remaja Bandung. Hanya setahun setelah meluncurkan usahanya di Twitter, ia mampu mengantongi omzet penjualan Rp4 miliar per bulan. Berangkat dengan modal sekitar Rp15 juta, ia membuat permainan yang memancing penasaran Facebookers dan Tweeps. Ia merancang lokasi penjualan berpindah-pindah setiap hari, yang hanya dapat diketahui dengan melihat status Facebook (#maicih) atau Tweet Maicih (@infomaicih). Strategi itu sukses. Keripiknya menjadi barang buruan. Konsumen harus mengantre berjam-jam demi mendapatkan keripik superpedas itu. Bahkan, antrean pernah memanjang hingga satu kilometer. "Strategi pemasaran sengaja saya pilih berpindah-pindah sehingga orang penasaran untuk selalu mengetahui di mana keripik Maicih nongkrong," ucapnya. Di tengah kesibukannya sebagai Presiden Maicih yang memimpin puluhan Jenderal Maicih, mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Maranatha itu menyempatkan berbincang dengan VIVAnews di kampusnya, Bandung, beberapa waktu lalu. Berikut petikan wawancaranya: Kapan usaha Maicih berdiri? 29 Juni 2010. Baru setahun, jadi masih bayi lah ya ... Modal awal? Kalau diakumulasikan di awal, modal yang dipakai cuma Rp15 juta. Itu untuk bahan baku, dan membuat tungku penggorengan. Karena kami tidak menggoreng pakai kompor, jadi rasanya pasti beda. Omset saat ini? Setiap bulan terus meningkat, dari omset yang hanya sedikit menjadi banyak. Saat ini, omset sebulan sudah menyentuh Rp4 miliar, dengan rata-rata per minggu lebih Rp750 juta. Kemampuan produksi? Sekarang itu produksinya sudah sampai 75 ribu bungkus per minggu. Itu semua varian dari kripik, jeblak, gurilem. Dan, selalu habis. Butuh berapa banyak bahan? Kalau gurilem dan jeblak pake tepung tapioka jadi literan. Kalau keripik satu ton itu bisa jadi 4.000 bungkus. Seminggunya bisa produksi sampai 25 ribu bungkus. Suplier kami juga bingung, kok permintaan kami bisa lebih banyak dari pada pabrik-pabrik besar, hehehe ... Harga jualnya? Regulasi di Bandung, keripik level 3-5, gurilam dan jeblak itu Rp11 ribu, untuk keripik yang level 10 Rp15 ribu. Di luar Bandung, keripik level 3-5, gurilam dan jeblak Rp15 ribu, yang level 10 itu Rp18 ribu. Nama Maicih darimana? Maicih itu terlahir waktu saya masih kecil. Biasanya, kalau saya dibawa mama ke pasar, suka ada ibu-ibu tua pake ciput dengan baju alakadarnya. Setiap belanja dia ngeluarin dompet, bonus dari toko emas yang ada resletingnya untuk masukin receh. Mama saya bilangnya itu dompet Maicih. Beberapa tahun lalu, saya ketemu ibu-ibu yang sosoknya menyerupai Maicih dalam memori saya. Ibu-ibu paruh baya yang pakaiannya tradisional. Ternyata dia bisa bikin bumbu kripik pedas. Lalu, saya bikin brand Maicih. Ternyata bisa bikin orang lain suka, karena nyeleneh. Jadi ibu-ibu itu yang buat? Dulu. Sekarang kami sudah kelola semua. Dulu merger, kalau sekarang kami sudah punya pabrik sendiri, managemen, produksi, pemasaran pure kami kelola sendiri. Kenapa memilih rasa pedas? Emang sih ada risiko bolak-balik kamar mandi di awal kali coba, tapi kalau sudah biasa nyoba mah nggak akan, hehehe.. Kami memilih rasa pedas karena memberikan efek kecanduan apalagi untuk lidah orang Indonesia. Lagipula, produk ini sangat baik untuk kesehatan, fungsi jantung, dan detoksifikasi. Karena, rasa pedas Maicih dari rempah pilihan dan cabe tentunya, kami juga tidak pake bahan pengawet. Tapi, tetap bisa tahan sampai delapan bulan. Keripik Maicih juga enak dimakan pake nasi, atau dicampur di lotek, mi rebus. Memang lebih enak kalau dikombinasikan dengan makanan-makanan lainnya. Alasan pakai sosial media sebagai media pemasaran? Awalnya, pemasaran Maicih melalui temen-teman saja. Temen SMA saya waktu itu beli, trus dia nge-tweet, "Maicih enak yah." Ya udah saya lalu fokus ke Twitter, running aja. Ada banyak alasan kenapa pemasarannya hanya melalui Twitter dan Facebook. Selain gratis, promosi di Twitter bisa jadi gong karena kekuatan marketingnya dibuat orang-orang yang beli Maicih. Orang yang belum tahu Maicih akan bertanya dan mereka yang nge-tweet soal Maicih akan dengan antusias menjelaskan. Mereka yang sudah merasakan Maicih punya testimoni masing-masing. Jadi, saya tidak usah capek-capek promosi. Dengan Twitter, promosi seperti bola salju, terus membesar. Ada pengalaman buruk? Paling cuma antrean yang panjang. Mereka rela mengantre walau hujan badai. Di setiap kota juga ngantre. Sekarang Jenderal-jenderal punya fans dan komunitasnya masing-masing. Waktu kami launching produk gurilam di Braga Cafe. Mungkin kalau MURI tahu pasti dapet rekor antrean terpanjang karena antrean pada saat itu sampai satu kilometer, dari jam 5 sore sampai 11 malem. Mengapa pakai konsep jualan nomaden? Kalau buka toko tetap takutnya malah habis, pas orang jauh-jauh datang. Mereka kan tahunya pusat Maicih di Bandung. Pas habis, nanti kami didemo lagi. heheheh ... Waktu awal-awal, saya sih masih pake sistem cash on delivery (COD), jadi dianterin, mau satu bungkus pun saya anterin. Waktu itu saya percaya, "Sekarang saya ngejar-ngejar konsumen, tapi nanti suatu waktu konsumen yang ngejar-ngejar saya." Dan, sekarang terbukti. Karena, memang addict sih yah. Takut jadi euforia sesaat karena keunikan penjualan? Nggak, karena beda mungkin ya. Kalau dibandingkan sama produk yang sempat fenomenal lainnya seperti salah satu es krim yang lagi 'hits'. Dari segi rasa, kalau orang penasaran sama produk tersebut pas dicoba sudah ilang penasarannya karena manis. Kalau pedas kan addict. Itulah seninya. Akan ada penambahan rasa atau modifikasi rasa? Prosesnya tidak sederhana. Sebelum membuat produk baru, kita harus lihat dulu antusias konsumen akan seperti apa. Jadi, sekarang masih fokus ke tiga varian ini. Kami fokuskan dulu ke kuantitas, menstabilkan kuntitas di skala nasional. Karena, masih banyak penduduk yang belum mencoba. Jadi, secara keseluruhan kami belum kuat, masih harus menguatkan network. Pokoknya, di setiap kota di Indonesia harus ada Maicih. Takut ditiru? Kalau dari segi bumbu mah sulit. Tapi, kalau yang niru sekarang banyak. Kripik Maicih abal-abal ada sampai 30 produk. Yang pleset-plesetin banyak, ada 'Bukan si Emak', 'Maican'. Tapi saya tidak ambil pusing lah. Saya fokusin di produksi sama rasa saja. Kami juga tidak hanya menjual keripik, tapi juga membangun network. Kami memantau produk dari Twitter karena kalau dari Twitter itu kan mudah mengetahui keluhan konsumen. Biasanya, keluhan konsumen itu, permintaan tempat penjualan. Jadi kami juga harus reset tempat. Ada data base untuk tempat yang belum ada Macih. Takut ada reseller yang jual lebih mahal? Pernah ada yang melakukannya. Jadi sekarang, penjualan ke konsumen kami batasi karena takut ada penimbunan dan mark up. Tidak kesampaian jadi Jenderal terus dijual dengan harga sesukanya. Jadi, dijatahnya tergantung kultur di kotanya masing-masing. Biasanya sih ada batasnya 5-10 bungkus. Usaha Maicih dibantu berapa karyawan? Kalau karyawan sendiri tidak terlalu banyak, untuk segi pekerja itu sendiri paling sekitar 10-an termasuk bagian packing, masak, pembuat bumbu, dan distribusi. Selebihnya agen, yang kami sebut Jenderal Maicih. Kenapa agennya disebut Jenderal? Nah, itu sebenarnya hanya marketing mix. Saya membuat bahasa marketing dengan nuansa yang berbeda supaya lebih menarik. Kalau saya sebutnya, "Ya ini agen Maicih," sepertinya kurang keren. Kalau disebut agen, seperti agen minyak dan kurang menjual. Bukan berarti mendeskritkan pekerjaan di luaran sana. Saya sebut Jenderal agar value-nya bertambah, karena produk saya cuma keripik. Kami juga punya Menteri Perhubungan, yang megang jalur distribusi dan penjualan ke luar pulau. Saya seperti ingin membangun kerajaan sendiri. Kerajaan sendiri, maksudnya? Kami bukan konglomerasi, bukan PT besar, kami punya sistem sendiri. Kami ingin buat Republik Icih (RI). Ada menteri-menterinya. Selain Menteri Perhubungan, Menteri Pangan (produksi), Menteri Keuangan yang mengurus database, input, omset, dan outputnya, ada juga Panglima Jenderal. Panglima Jendral itu adalah Jenderal pertama yang merupakan sahabat SMA saya. Beliau ini yang mengurus semua restock semua Jenderal di seluruh Indonesia. Sekarang juga kami sudah punya gudangnya sendiri, Alhamdulillah. Syarat menjadi Jenderal? Orang yang menjadi Jenderal dipilih yang memiliki intelektual baik, dan berkompeten. Dari segi SDM, kami nggak hanya asal menerima Jenderal, tetapi ada proses interview dan training. Kualitas mereka harus yang terbaik. Jenderal bukan karyawan tapi mitra usaha. Mereka membeli lisensi untuk izin usaha. Jadi istilahnya, mereka adalah distributor atau agen resmi yang menjual kripik Maicih. Jadi bisa dipertanggungjawabkan. Karena banyak yang mengatasnamakan Maicih atau memakai nama Maicih dengan cara yang tidak baik. Banyak konsumen yang dirugikan karena tertipu. Sementara Maicih yang asli itu hanya diinfokan oleh akun twitter @infoMaicih dan yang hanya dijual oleh para Jenderal. Training Jenderal itu tentang apa saja? Seputar caracter building, knowledge, sikap, serta bagaimana menyikapi bisnis ini ke konsumen. Karena, mereka tidak hanya menjual keripik, tetapi juga education. Saya sendiri sering sharing knowledge di training. Saya yang mengurus training, jadi mereka juga siap sebagai pengusaha dari segi mental. Mereka tidak hanya jual beli putus, tapi juga bisa dibilang independent bussiness owner (IBO). Jadi, merasa sebagai pemilik Maicih di kotanya masing-masing. Biasanya, setiap bulan, kami (saya dan para Jenderal) evaluasi perkembangan penjualan, atau bikin event. Sekarang sudah berapa Jenderal? Sudah ada sekitar 80-an di seluruh Indonesia. Mulai Februari 2011, sudah ada Jenderal di luar pulau Jawa. Ada di Papua, juga di dekat Nabire, dan Kalimantan. Mereka tetap dituntut ke Bandung dulu sebelum mulai jualan. Kalau nggak, ya tidak satu visi. Mereka harus tahu dulu knowledge-nya seperti apa, mereka nggak hanya jual beli putus gitu, mereka harus ada loyalitasnya. Kalau di Jabotabek, si Jenderal malah harus ke Bandung minimal sebulan sekali dan maksimal seminggu sekali. Jenderal-jenderal yang datang ke Bandung, biasanya mengambil barang sekaligus evaluasi, atau membuat setting penjualan di kotanya, objetive breakdown, atau bagaimana caranya dia menangani kasus per kasus saat dia memasarkannya. Rekrutmen Jenderal pakai sistem angkatan. Kemaren itu batch 1, sekarang kami sudah mulai membuka batch 2. Kalau yang dulu, termasuk Jenderal sepuh itu temen-temen saya, sekarang sudah benar-benar open public. Lisensi jadi Jenderal itu seperti apa? Mereka harus membeli izin usaha sekali seumur hidup. Izin usaha ini membuat dia resmi sebagai jenderal. Lisensinya itu hanya sekitar Rp300-an ribu. Tapi, di awal mereka harus mengambil all varian minimal 3.000 bungkus, berarti Rp30 juta. Biasanya sih 3.000 bungkus sudah pasti habis seminggu. Kenapa memilih bisnis makanan? Jika kita ingin bangun usaha lebih baik fokus di bagian primer yaitu sandang, pangan, papan. Usaha sandang sebenarnya menjanjikan tapi di Bandung kan sudah banyak dan saya tidak punya skill disana. Selain itu, usaha sandang tidak ada repeat order karena konsumen kalau tidak beli, ya tidak akan mati. Kalau bisnis papan seperti rumah, real estate, sangat menjanjikan karena setiap orang butuh tempat berteduh dan berlindung. Tapi, saya tidak punya modal. Kalau di pangan, tentu sangat menjanjikan. Kita mau buka restoran apa saja pasti laku. Tinggal bagaimana cara kita mempromosikan dan menyajikan produk yang berkualitas. Latar belakang usaha? Saya itu lulus SMU di tahun 2005, empat tahun saya menganggur, dalam artian tidak kuliah. Saya baru kuliah itu 2009. Dalam empat tahun menganggur, saya jual beli barang seperti elektronik, pupuk. Semua saya jual. Akhirnya saya punya produk yang tepat dan kendaraan yang tepat. Saya lahir dari tiga bersaudara, anak paling bungsu, dari ekonomi keluarga yang biasa-biasa saja. Waktu lulus SMU itu, ekonomi keluarga benar-benar drop, jadi saya memutuskan untuk menunda kuliah karena tidak mau membebani orangtua. Saya tidak memiliki figur seorang ayah, jadi mama saya banting tulang, kerja keras untuk menghidupi tiga orang anaknya. Saya tidak tega membebani lagi dengan biaya kuliah. Jadi selama empat tahun mulai agak berhasil apalagi dengan adanya Maicih. Jadi, jatuh bangunnya saya ini, sebelum saya memulai bisnis Maicih. Baru pas Maicih, mungkin momen dan waktunya tepat. Saya percaya Tuhan itu memberikan rezeki pada umatnya tidak terlalu cepat dan tidak terlalu terlambat. Tepat pada waktunya. Banyak orang yang mencibir mungkin tidak tahu kerja keras saya dalam membentuk bisnis ini. Sudah biasa. Jadi ya sudah tebal muka. Mungkin kalau Maicih ini dipegang orang lain tidak akan sebesar ini. Banyak orang yang melihat teknik pemasaran Maicih ini, tapi sebenarnya poinnya itu ada di leadership, bagaimana membuat tim ini jadi loyal. Dari omset yang hanya sedikit menjadi banyak. Omset sebulan aja sudah 4 milyar, mana ada orang yang percaya kalau dulu saya seperti itu. Pandangan 5-10 tahun ke depan? Saya ingin pemasaran tidak hanya nasional tetapi go internasional. Sekarang sudah masuk sampai Singapura dan Jepang. Tapi sistemnya dikirim. Jendralnya TKI di sana. Kuantitasnya juga sudah lumayan walaupun nggak sebanyak di nasional, karena ongkos kirimnya juga mahal banget. Saya juga ingin menjadi perusahaan multinasional karena kalau kuantitasnya sudah cukup besar saya ingin jadi PT. Tapi walaupun sudah jadi PT bukan berarti bisa dapet produk Maicih di mini market karena kami akan tetap menjaga sifat eksklusif si Maicih ini. Jadi, tetep Jenderal Jenderal yang memasarkannya. Sebenarnya sih intinya supaya jendral-jendral ini bisa sejahtera sama-sama. Untuk itu, saya juga sudah memikirkan akan membuat Maicih Cafe dan di franchais kan. Menu makanannya untuk konsumen menengah ke bawah dan menengah ke atas. Mungkin, pizza pakai Maicih. Tapi, di sana tidak akan menjual kripik per bungkus. Yang jual kripik Maicih bungkusan tetap Jenderal. Konsumen tinggal menikmati menu makanan di sana. Jadi, Jenderal-nya sekarang nabung. Ya, rata-rata Jenderal punya pemasukan Rp10 juta per bulan. Kalau mereka sudah punya tabungan cukup mereka dapat membeli franchais Maicih Cafe ini. Tips anak muda untuk berbisnis? Anak-anak muda itu harus jauh lebih yakin. Jika ingin menekuni sesuatu harus konsisten, ngotot, dan antusias. Kita harus semangat kalau kita punya sesuatu, kita harus yakin. Untuk menuju puncak itu memang tidak mudah, tidak semudah kita membalikkan telapak tangan, tapi ketika kita mengejarnya dengan yakin dan percaya, pasti akan tercapai. Maicih berawal dari impian, jadi kerja keras untuk mencapai impian tersebut itu harus. Tidak mungkin kita hidup selalu bergantung pada orang lain.
Read More
Published 20:43 by admin

EMAS Jauh Lebih Banyak Manfaatnya Daripada Keuntungannya

Banyak orang bertanya, yang intinya adalah bagaimana saya memanfaatkan Emas selama ini? Cara atau metode mana yang saya pakai? Saya coba jelaskan dalam artikel ini sekaligus sebagai rangkuman Kultwit saya beberapa waktu yang lalu mengenai hal yang sama. Seperti yang sering saya sampaikan diberbagai kesempatan terutama di Seminar-seminar KebunEMAS, EMAS jauh lebih besar manfaatnya daripada keuntungannya. Dalam kehidupan ini, karena sifatnya, saya memanfaatkan Emas untuk berbagai kebutuhan. Salah satu manfaat dari Emas yg terbesar adalah kita bisa mengukur biaya di masa yang akan datang dengan Emas (nanti saya bahas di artikel yang lain). Karena nilai Emas ini sama sepanjang masa, maka kita bisa memanfaatkan Emas untuk mengukur biaya di masa yang akan datang. Contoh yang paling mudah, untuk kebutuhan pendidikan anak-anak saya nanti, dengan Emas saya bisa dengan mudah mengukurnya. Kalau saat ini biaya masuk Sekolah Dasar adalah 10jt dan setara Emas 20gram, maka Emas 20gram tersebut 5 atau 10 tahun yang akan datang masih akan tetap bisa membiayai masuk Sekolah Dasar. Pada intinya dalam memanfaatkan Emas secara umum saya punya katakanlah 3 (tiga) jalur atau bagian besar. Jalur Pertama, EMAS Untuk Kebutuhan Di Masa Yang Akan Datang Dengan Emas kita mudah untuk mengukur biaya di masa yang akan datang, nah masalahnya adalah, bagaimana memiliki Emas tersebut saat ini, bukan tahun depan atau 2 tahun lagi. Saya memanfaatkan model Beli – Gadai – Angsur untuk kebutuhan ini. Contoh: 10 tahun lagi (dari saat ini) saya membutuhkan dana setara 250gram Emas untuk biaya pendidikan salah satu anak saya. Maka dari 2 tahun yang lalu saya sudah melakukan Beli – Gadai Emas, yang setiap 4 bulan saya Angsur (kurangi pokok pinjamanya), saya berterima kasih kepada BRI Syariah dengan produk Gadai nya yang sangat luar biasa. Karena menurut saya produk Gadai Emas BRI Syariah adalah yang terbaik saat ini, apalagi kalau di manfaatkan untuk hal yang saya sebutkan di atas, alasannya adalah, ketika pokok pinjaman saya cicil/kurangi setiap 4 bulan, maka biaya titip 4 bulan berikutanya akan berkurang. Biasanya strategi yang saya pergunakan adalah dengan menyisihkan uang yang besarnya 2 x dari Biaya titip setiap bulan. Misalnya biaya titipnya 1jt/bln, maka saya menyisihkan 2jt/bln ke dalam tabungan, yang mana pada saat 4 bulan jatuh tempo saldo tabungan 8jt kemudian saya pakai untuk bayar biaya titipnya 4 juta, dan saya kurangi pokok pinjamannya 4jt. Karena saya kurangi pokoknya, maka biaya titip 4 bulan berikutnya juga akan berkurang, artinya setiap 4 bulan komposisi pembayaran yang 8jt tersebut akan berubah, semakin lama semakin besar pokok pinjaman yang bisa dikurangi. Saya juga melakukan hal yang sama untuk tabungan saya hari tua. Dan EMAS pada Jalur Pertama ini TIDAK PERNAH SAYA TOPUP PINJAMANNYA, tapi terus saya kurangi/cicil pokok pinjamannya. Beruntung saat ini ada produk baru dari BRI Syariah, KLM BRI Syariah, yakni Kepemilikan EMAS dengan cara dicicil, dan tenornya bisa sampai 15 tahun, sebuah produk yang luar biasa menurut saya. Produk KLM BRI Syariah ini sangat cocok untuk tujuan-tujuan seperti di atas, seolah-olah kita ini ini mem-”beli” masa depan. Emas bisa dipakai untuk mengukur biaya di masa yang akan datang, KLM BRI Syariah bisa dipakai untuk mem-”beli” masa depan. Saat ini saya sedang meng-konversi seluruh gadai Emas pada jalur pertama ini ke KLM BRI Syariah, pertimbangan paling utama adalah, tidak harus repot-repot setiap 4 bulan ke BRI Syariah untuk perpanjangan Gadai, karena dgn KLM BRIS, cicilan langsung di debet setiap bulan dari rekening. Pada Jalur Pertama ini, saya tidak pernah mikir harga Emas ada di posisi apa, mau naik atau turun nggak peduli. Karena pada jalur ini, semua Emas saya proyeksikan untuk jangka panjang (5 – 10 tahun), untuk kebutuhan di masa yang akan datang. Jalur Kedua, Emas Untuk Kebutuhan Bisnis dan Konsumtif Uang untuk modal bisnis biasanya saya belikan Emas dulu, Emasnya lalu saya gadai, baru uang gadainya saya pakai untuk modal bisnis. Dan bisnis harus mampu untuk membayar biayanya setiap 4 bulan termasuk mengurangi pokok pinjaman. Kalau sampai tidak mampu, berarti ada yang salah dengan bisnisnya, simple. Seringkali juga pokok pinjaman belum habis, pinjamannya saya topup (maksimumkan lagi), tapi memang topupnya untuk kepentingan bisnis juga, misalnya karena pengen nambah modal atau memperluas bisnis. Contoh, 6 bulan lalu saya masuk ke bisnis dengan modal 180jt, saat itu modal 200jt saya belikan Emas lalu saya gadai, uang gadai sekitar 180jt lalu saya jadikan modal bisnis. Alhamdulillah, setiap bulan sekarang ini saya bisa menyisihkan sekitar 2-8jt dari keuntungan bisnis tersebut. Artinya, setiap 4 bulan saya bisa bayar biaya gadainya plus kurangi pokok pinjamannya. Selain untuk bisnis juga untuk konsumtif seperti: beli kendaraan, traveling dan sebagainya, termasuk beberapa waktu yang lalu saya berangkat Umroh, biaya berangkat Umroh saya belikan dulu Emas, lalu saya gadai, uang gadainya baru saya pakai untuk berangkat Umroh. Emas yang saya gadai untuk kepentingan ini pun saya angsur (kurangi pokok pinjamannya setiap 4 bulan). Dan sekali lagi untuk kedua tujuan ini (Bisnis dan Konsumtif), gadai Emas di BRI Syariah paling pas, karena biaya yang menurun seiring pokok pinjaman yang kita kurangi. Gadai Emas di Jalur Kedua ini tidak pernah saya topup sama seperti pada Jalur Pertama, justru saya kurangi pokok pinjamannya setiap 4 bulan (kecuali yg bisnis ketika saya butuh tambahan modal, setelah itupun bisnisnya akan kembali mengurangi pokok pinjaman setiap 4 bulan). Saya sering kali mendapat kejutan tidak terduga di jalur ini, contoh tahun lalu kami sekeluarga traveling ke Euro, biaya traveling tersebut saya belikan Emas 600gram lalu saya gadai, baru uang gadainya dipakai untuk biaya traveling. Gadai Emas nya kemudian setiap 4 bulan saya kurangi pokoknya (dicicil), perkiraan saya baru bisa lunas 2-3 tahun lagi, tapi ternyata belum setahun sudah lunas (sering kali rezeki datang tidak bisa kita duga kan?). Ahirnya kami sekeluarga tahun ini bisa traveling lagi ke Euro dengan tempat yang berbeda, dan MENGGUNAKAN EMAS YANG SAMA. Yang lebih mengejutkan adalah, untuk tahun ini biaya per orang naik dari $2600/orang thn lalu sekarang menjadi $3900/orang namun EMAS YANG DIBUTUHKAN HANYA 350-400gram SAJA !!! Tentunya ketika saya akan melakukan gadai untuk konsumtif atau bisnis ini saya sudah ukur kemampuan saya, artinya selalu saya sesuaikan dengan kemampuan agar saya selalu bisa kurangi pokoknya setiap 4 bulan. Kalau untuk yang bisnis, nggak pusing, kenapa? karena kalau bisnisnya bagus pasti mampu, kalau nggak mampu berarti yang salah bisnisnya, ada yang salah dengan bisnisnya… Di jalur kedua ini pun saya tidak pernah pusing sama harga Emas, mau naik atau turun. Karena memang akan dicicil dan untuk kebutuhan yang jelas ukurannya. Resiko terburuk dari jalur Pertama dan Kedua ini adalah kehilangan kemampuan untuk mengurangi pokok pinjaman dan bayar biayanya. Kalau itu sampai terjadi, ya gampang jual Emas nya dan lunasi pinjamannya, yang jelas nilai Emas nya pasti jauh melampaui pinjamannya karena memang pokok pinjamannya saya kurangi setiap 4 bulan, belum kalau harga Emasnya juga naik. Jalur Ketiga – Jalur Iseng. Kalau ada dana lebih saya baru masuk ke jalur ini, Emasnya saya peroleh dengan cara Beli – Gadai. Kemudian setiap ada kenaikan Emas dan STLE (nilai taksir bank) gadai saya topup (pinjamanya di maksimumkan lagi). Kelebihan dari hasil topup (setelah bayar biayanya) saya belikan Emas lagi, Emas yang dibeli dari hasil topup gadai ini saya simpan tidak saya gadai. Bahkan sering kali hasil topup itu dipakai untuk melunasi atau mengurangi pokok pinjaman Emas di Jalur Kedua (Bisnis dan Konsumtif), pertimbangannya adalah, kalau saya beli Emas baru harganya kan harga saat ini, jadi lebih untung kalau saya pakai untuk menebus sebagian atau mengurangi pokok pinjaman Emas yang di Gadai di Jalur Kedua. Pernah dalam 4 bulan tidak ada kenaikan Emas, harus bayar biayanya aja. Ya itulah resikonya, kalau sudah punya Emas hasil topup biasanya Emas tersebut saya gadai untuk perpanjangan, atau jual Emas yang digadai sebagian, secukupnya untuk perpanjangan lagi. Bisa juga di downgrade, artinya di gadai ulang dengan pinjaman yang sama, tapi jumlah Emas nya berkurang. Bulan ini karena harga Emas naik lumayan, saya downgrade salah satu gadai saya yang 100gram = 10 x 10grm. Dengan pinjaman yang sama tapi hanya butuh Emas 9 batang, artinya yang 1 (satu) batang 10gram sudah bisa saya miliki sepenuhnya. Pinjaman nya tetap sama, biayanya juga sama, tapi Emas nya yang digadai berkurang. Catatan: Sering kali saya sarankan membeli Emas dengan satuan-satuan kecil, memang di awal lebih mahal, tapi ke depannya lebih flexible. Sangat saya sarankan untuk mem-prioritaskan dulu minimal Jalur Pertama, amankan dulu kebutuhan anda di masa yang akan datang (pendidikan anak, tabungan hari tua dsb) sebelum Anda masuk ke jalur ke tiga, bahkan kalau Anda tidak siap menghadapi resiko harga Emas turun, jangan lakukan ini. Pakai jalur aman saja yang Pertama dan Kedua, Emas hampir tidak ada resikonya jika dipakai untuk proyeksi 5 – 10 tahun kedepan. Ingat kondisi harga EMAS SEPERTI SAAT INI TIDAK SELAMANYA HANYA SESAAT SAJA. Itulah cara saya memanfaatkan Emas, Investasi itu butuh kesabaran, bukan emosi, saya ingat tahun 2007 ketika saya memulai ini, saya mulai dengan 1-5 gram saja, karena itulah kemampuan saya saat itu. Tapi apa yang saya miliki sekarang, itu benar-benar di luar dugaan dan perkiraan, itulah rezeki. Kepintaran dan kecerdasan kalah oleh ketekunan. Percayalah, saya sudah buktikan selama ini, Emas jauh lebih besar manfaatnya dibanding keuntungannya, jadi manfaatkanlah Emas sebaik-baiknya untuk kehidupan dan masa depan Anda dan keluarga Anda. Mudah-mudahan bermanfaat bagi para Gold Gardener, Happy Gold !!
Read More
Published 20:29 by admin

Anda Adalah Seperti Apa Yang Anda Fikirkan

Sejujurnya saya adalah orang yang tidak percaya bahwa sukses, gagal, kaya, miskin adalah takdir. Takdir bagi saya adalah saya dilahirkan, laki-laki dan sebagainya. Sayalah yang menciptakan hidup saya tentunya atas izin Tuhan, Tuhan memberikan saya kebebasan untuk menentukan hidup saya. Sahabat Tycooner, pernahkah Anda berfikir dan merenung, membandingkan kehidupan Anda 5-10 tahun yang lalu dengan hari ini. Banyak diantara kita, antara kehidupan 5-10 tahun yang lalu, dengan hari ini tidak banyak mengalami perubahan, alias sama aja. Sementara itu, ada beberapa orang yang kehidupannya jauh sekali berbeda dalam kurun waktu yang sama. 24 tahun yang lalu, nasib saya sama dengan Bill Gates. Sama-sama putus sekolah alias Drop-out, tapi saat ini, posisinya jauh berbeda. Kenapa ada orang yang berhasil dan kenapa ada orang yang jalan ditempat. Bedanya cuma mimpi dan tindakannya. Sama seperti ketika Anda naik mobil, tapi Anda tidak tahu mau pergi kemana, maka sudah hampir dipastikan mobil itu tidak akan bergerak kemanapun, paling cuma muter atau maju disekitar itu aja. Tapi, begitu anda mempunyai tujuan, misalnya dari Bandung ke Bogor. Maka mobil tersebut akan bergerak menuju Bogor, masalah bergeraknya lewat Puncak, Tol Cipularang, mampir dulu ke Semarang, atau nyampenya 2 jam, 20 jam, 2 hari, bahkan 2 bulan, itu bukan urusan kita, itu urusannya Tuhan. Dia tahu jalan yang terbaik, tercepat dan termudah bagi kita. Begitupun dengan Anda, begitu Anda menetapkan sebuah tujuan. Maka seluruh tubuh Anda, alam bawah sadar Anda, pikiran Anda, secara tanpa disadari akan bergerak kearah tujuan tersebut. Kapan dan bagaimana itu terwujud, hanya Tuhanlah yang tahu, lepaskan saja, kewajiban Anda adalah menetapkan tujuan dan melakukan tindakan yang searah dengan tujuan Anda. Cobalah untuk merenung sejenak, dan mencari tahu. Sebetulnya apa sih yang Anda inginkan dalam hidup ini? kehidupan seperti apa yang Anda mimpikan 5-10 tahun yang akan datang? Definisikanlah dengan jelas dan terukur. Dan jangan pernah mimpi Anda itu dihubung-hubungkan dengan kondisi Anda hari ini, karena memang tidak Ada hubungannya dan tidak pernah ada hubungannya. Contoh: “Saya mau kaya” -> Tidak jelas, kaya apa? “Saya berpenghasilan $100.000/bulan dari Internet Marketing” –> Jelas dan terukur Saya percaya Anda bisa menjadi apapun yang Anda fikirkan, jadi ketika Anda merenungkan tujuan/mimpi Anda, lepaskanlah…. Jangan hubung-hubungkankan dengan kondisi Anda saat ini, karena memang tidak ada hubungannya…. Dan ingat, jangan pernah pikirkan bagaimana itu akan terjadi… Kemudian tuliskan… ya… tuliskan…. Kalau kata mentor favorit saya Jack Canfield: “Tulis dan buatlah seolah-olah itu sudah terjadi….” Sahabat Tycooner sekalian, orang besar lahir dari mimpi yang besar. Saya ingin sedikit sharing pengalaman pribadi saya. Alhamdulillah di tahun 2007, Tuhan memberikan saya sebuah pengalaman yang luar biasa dalam kehidupan saya. Tuhan menarik saya ke titik terendah, bukan balik lagi ke NOL tapi minus 5 Milyar. Tapi saya yakin saat itu bukanlah musibah, tapi sebuah ancang-ancang untuk sesuatu yang lebih tinggi dan jauh. Saat itu saya pernah menulis seperti ini, dan saya masih simpan sampai saat ini:
Coba Anda bayangkan, saat saya tulis ini, saya tidak pernah tahu bahwa 250jt/bulan itu dapat dari Internet Marketing macem apa? Boro-boro tahu ClickBank…. Adsense aja ngeraba-raba…. Tapi, Alhamdulillah 2010 terwujud bahkan lebih, dan sebagian dari ClickBank yg saya tidak pernah tahu sebelumnya. Kemudian yang kedua (menjadi seorang pembicara seminar), saya tidak pernah tahu bahwa itu akan terjadi dengan KebunEMAS, belum ada waktu itu KebunEMAS. Kepikiran aja nggak…. Saya tidak menyangka bahwa point 2 terwujud dari yang namanya KebunEMAS. Saya baru menyadarinya sekarang, bahwa benar, bagaimana itu terjadi itu bukan urusan kita, itu urusan Tuhan, yang bisa kita lakukan adalah menetapkan tujuan dan melakukan tindakan yang searah dengan tujuan/mimpi kita. Saya ingat, bahwa memang saya tidak pernah berhenti untuk belajar IM dari siapapun, dimanapun, tanpa berhenti dan merasa bosan atau putus asa. Hal yang Kedua, kalau diminta ngisi seminar atau workshop Entrepreneur University, mau dibayar atau tidak, atau di kota manapun juga undangannya sampai ke pelosok-pelosok, saya selalu berusaha untuk datang…. Itulah mungkin yang mempercepat mimpi saya terwujud, ketekunan mengalahkan kepintaran. Melakukan tindakan yang searah dgn tujuan/mimpi kita… Jadi, kesimpulannya adalah, apa yang terjadi dgn diri kita hari ini, adalah apa yang pernah kita fikirkan sadar atau tidak sadar sebelumnya. Oleh karena itu, saya sering kali sedih dan prihatin ketika melihat beberapa rekan-rekan yang sering menulis baik di status baik Facebook maupun Twitter, isinya mengeluh, menyalahkan keadaan, orang lain dsb. Hmmm… menurut saya itu sama saja seperti bilang begini: Ya Tuhan aku ingin seperti itu !!! Kita sendiri koq yang menciptakan hidup kita, Tuhan hanya memfasilitasi saja. Oleh karena itu hati-hatilah dalam berucap dan berfikir. Selalu berfikir dan bertindak positif, tidak pernah ada yang salah dgn kejadian yang kita alami, yang jauh lebih penting adalah bagaimana kita menyikapi kejadian itu. Makanya ada salah satu firman Tuhan yang mengatakan: Aku ini seperti prasangka hamba Ku…. Saya sendiri sering teringat dgn Al Quran Surat Al Qalam ayat 1-6, yang singkatnya kurang lebih begini: “— Nun, Demi kalam dan apa yg mereka TULIS, berkat nikmat Tuhanmu Kamu sekali-kali bukan orang gila. Maka kelak engkau akan melihat dan orang-orang lainpun akan melihat, siapa diantara kamu yg gila… —” Buat saya Surat ini sangat menginspirasi saya… tuliskan… walaupun kalau ada orang yang melihat apa yang kita tulis kita akan dikatakan “gila” saat itu… Tapi suatu hari nanti, siapa diantara kamu yg gila….. very like this…. Tulisan ini saya ambil dari tulisan saya yang sama di Forum www.RepublikTycoon.com karena menurut saya kesuksesan itu 80% berasal dari fikiran dan 20% baru teknis. Seringkali tanpa disadari fikiran kita justru membuat sesuatu yang tidak kita inginkan malah terjadi…. Sekali lagi, tidak pernah ada yang salah dengan keputusan Anda, semuanya BENAR. Walaupun saat ini Anda merasa keputusan itu salah, tapi suatu saat nanti, Anda akan mengatakan bahwa keputusan itu BENAR. Yang salah itu, tidak pernah memutuskan. Tuhan tahu jalan terbaik untuk kita dan Tuhan tidak pernah salah dalam memberi, yang ada kita salah dalam menyikapi…. Di ambil dari salah satu posting saya di forum Mindset pada foorum www.RepublikTycoon.com
Read More

Sabtu

Published 05:19 by admin

Bisnis Kerupuk, Renyah dan Menjanjikan. (Kisah H. Badrun)

VIVAnews - Bagi sebagian orang, menyantap makanan tanpa kehadiran kerupuk terasa kurang. Makanan kecil renyah yang menjadi teman bersantap ini bila ditekuni, mendatangkan keuntungan tak sedikit.



Dari usaha kerupuk, H Badrun (50), berhasil menyekolahkan anak-anaknya hingga sarjana.

Sejak berusia 10 tahun, Badrun sudah bekerja di sebuah perusahaan kerupuk di Semarang mengikuti seorang majikan. Badrun hanya menyelesaikan pendidikan sampai kelas dua Sekolah Dasar. Selang beberapa tahun, selain bekerja di rumah diperbolehkan untuk ke perusahaan kerupuk.

Lima tahun Badrun belajar bisnis kerupuk. Mulai pengolahan bahan baku, produksi, hingga pemasaran semua dipelajari. Sehingga timbul keinginan Badrun membuat usaha kerupuk sendiri.

Pada 1979, saat berusia 20 tahun, Badrun memulai usahanya dan pindah ke Kudus. Bersama istrinya, dia pindah ke Kecamatan Jati. Bermodalkan beberapa ekor sapi, hasil kerjanya, bersama istri dan satu orang pekerja ia mulai merintis usahanya.

Badrun dan istrinya sendiri yang menawarkan aneka kerupuk matang ke warung dan toko. Sedangkan kerupuk mentah sebagian ia jual ke pasar atau dititipkan ke warung-warung.

Beberapa bulan berjalan, usaha berkembang dari rumah kontrakan menjadi pabrik kerupuk. Kini usahanya mempekerjakan 100 orang di bagian produksi, hingga pemasaran. Desa Ploso, Kecamatan Jati, Kudus, Jawa Tengah kini terkenal sebagai basis pembuatan berbagai jenis kerupuk.

Usai tiga dasawarsa, omzetnya kini beranak pinak. Badrun bisa meraih omzet Rp 150 juta atau Rp 1,8 miliar per tahun. Setelah malang melintang di sebagai produsen kerupuk, Badrun merambah usaha lainnya. Pria yang juga menyekolahkan semua anak-anaknya hingga perguruan tinggi ini memasok bahan baku kerupuk seperti tepung tapioka kepada produsen lainnya.

Untuk memenangkan persaingan dengan tumbuhnya industri kerupuk, Badrun punya strategi sendiri. Dengan memasok bahan baku ke produsen lain membuat produsen bergantung kepadanya. Jika pesaingnya tak mau, dia akan mendirikan pabrik di dekat pabrik kerupuk tersebut.

Sampai kini, Badrun memiliki 30 cabang seperti dari Jakarta, Jawa Barat hingga ke Jawa Tengah. Pemasaran utama kerupuknya adalah kota seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Sukabumi, Cianjur, Bekasi, Tangerang, Cikampek, Banten, Purwakarta, Cirebon, Pemalang, Pekalongan, Brebes, Blora , Semarang, Rembang, dan Ngawi.

Setiap cabang ia percayakan kepada karyawan. Sedangkan pembukuan dan administrasi dipegang oleh anak-anaknya. Sejak 1990an, ia menjalankan usahanya di bawah kendali UD Ban.

Meskipun bisnisnya menggurita di berbagai kota, Badrun tak mau lengah soal kualitas. Sebagai pemain yang sudah 30 tahun bergelut dengan bisnis kriuk-kriuk ini, bagi Badrun kualitas terbaik merupakan kunci kepercayaan konsumen.

Ia tetap memilih bahan baku berkualitas seperti tapioka, terasi, dan garam. Badrun memodifikasi oven yang dipakai saat cuaca hujan, sehingga penjemuran tetap terjaga.

Setelah Pulau Jawa, ia kini tengah melebarkan usaha hingga ke Timur Indonesia. Bermacam jenis kerupuk mentah hasil produksinya kini juga bisa diperoleh di Kalimantan dan Papua. hadi.suprapto@vivanews.com
Read More

Jumat

Published 18:13 by admin

Indonesia Jadi Tuan Rumah FIFA World Cup 2038



Kira2 maennya di stadion mana ya...? masak cuma GBK Jakarta aja...? Gima menurut teman2? (kreatif tenan yang punya ide Indonesia jadi tuan rumah FIFA World Cup 2038... salut buat KDRI)
Read More

Minggu

Published 03:20 by admin

Rudik Setiawan, Juragan Tahu Organik Merek Pelangi

Renyahnya Laba Bisnis Tahu Organik.

Bisnis makanan yang merakyat bisa memberi keuntungan yang tidak sedikit. Salah satunya yang dijalankan Rudik Setiawan, 26, pemuda asal Singosari, Kabupaten Malang. Dengan keuletan yang dimilikinya, Rudik kini memiliki pabrik tahu untuk melayani konsumen menengah ke atas di sejumlah pasar tradisional.

SIAPA yang tidak mengenal tahu? Selama ini, tahu identik sebagai makanan rakyat kelas bawah dan hanya populer dijual di pasar-pasar tradisional. Akan tetapi, Rudik mencoba mengemas makanan olahan berbahan baku kedelai itu menjadi lebih menarik, terutama untuk kalangan menengah ke atas. Dia memperkenalkan produk yang lain daripada biasanya, yakni tahu organik serta panganan olahan lain berbahan baku kedelai.


Dia mengisahkan, bisnis tahu sudah lama dijalankan, yaitu ketika masih di bangku sekolah. Dia bersama teman satu kampung memulai bisnis tahu pada 2001 saat baru berumur 17 tahun. Waktu itu, karena pengalaman yang minim, dia hanya sebagai investor sehingga sebagian besar uang untuk mengembangkan bisnis berasal darinya. ''Uangnya pun saya pinjam dari tetangga Rp 25 juta. Jadi, bukan murni milik sendiri,'' katanya saat ditemui di tempat usahanya di Desa Klampok RW II/RT IV, Singosari, Kabupaten Malang, pekan lalu.

Mengapa memilih berbisnis tahu? Pemuda sederhana tersebut menjelaskan, tahu sudah lama dikenal di masyarakat. Selain itu, kondisi alam mungkin untuk melakukan bisnis tahu. Dia menguraikan, di sekitar tempat tinggalnya, banyak ditemukan sumber air dengan produksi air relatif besar. ''Sementara tahu membutuhkan banyak air untuk memperoleh hasil yang maksimal,'' ucap pria yang sudah dikaruniai dua anak itu.

Setelah tiga tahun menjalani bisnis bersama, Rudik memutuskan untuk keluar dan menekuni bisnis sendiri. Namun, dia tetap serius berbisnis tahu. Dia menyatakan tidak susah memperkenalkan tahu. Sebab, sebagai makanan populer, sudah banyak yang mengonsumsi tahu. ''Siapa sih yang tidak kenal tahu, lalu pada 2004 saya mulai menjalani bisnis industri tahu sendiri,'' ujar pria yang masih berstatus mahasiswa S-2 agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang itu.

Tetapi, usaha yang dijalani itu tidak semulus yang dibayangkan. Rudik membuat berbagai inovasi untuk membuat kinerja industri rumah tangganya berjalan efisien. Mulai jam kerja karyawan, penataan ruangan pabrik, sampai peralatan yang dipakai. Suami Suliyastuti itu berpendapat, karyawan akan bekerja maksimal kalau jam kerja diatur sedemikian rupa.

''Sebab, kalau dibiarkan bekerja siang sampai malam, mereka malah kecapekan dan tidak memiliki waktu berkumpul dengan keluarga. Nah, karena itu, saya mengembangkan sistem setengah hari kerja, tapi tahu yang dijual tetap fresh karena dua kali kirim, yakni pagi dan sore,'' ucapnya. Dia mempekerjakan 13 karyawan di bagian produksi, lima orang sales, dan 22 orang untuk memasarkan khusus di pasar tradisional.

Selain itu, dia menata peralatan, seperti alat untuk menggiling kedelai, tungku untuk proses penguapan, sampai rak untuk tahu yang sudah jadi, secara berurutan. Dia juga memperluas ruangan tempat pembuatan tahu tersebut. Dengan mengandalkan ilmu yang dipelajari semasa kuliah, Rudik memodifikasi peralatan menggiling sehingga dapat menekan biaya produksi.

''Biasanya, masa kerja alat penggiling itu pendek karena memakai batu yang lama kelamaan bisa tergerus dan habis saat proses giling. Apalagi harga belinya relatif mahal mencapai Rp 1,5 juta. Lalu, saya pun memodifikasi sehingga cukup Rp 300 ribu, alat penggiling bisa dipakai 5-6 bulan,'' jelas pria yang meraih gelar sarjana di Jurusan Matematika Universitas Brawijaya, Malang, itu.

Alhasil, industri tahu yang dikembangkan berjalan lancar. Pada 2007, Rudik mulai beralih memakai bahan baku kedelai organik. ''Sudah lebih dua tahun memakai bahan baku organik. Dari hasil riset, akhirnya bisa menghasilkan tahu organik Pelangi. Lalu, sampai sekarang hampir semua produk berbahan baku kedelai organik,'' kata dia.



Menurut dia, pemakaian organik tersebut merupakan inovasi baru dan belum banyak yang mengembangkan. Apalagi, istilah organik bisa menggaet konsumen dari kalangan menengah ke atas. Dia mengatakan akan terus memakai kedelai organik, meski harga per kg relatif lebih mahal daripada kedelai lokal maupun impor. Rudik menyebutkan, harga kedelai organik bisa mencapai Rp 6.400 per kg. Sementara itu, harga kedelai lokal dan impor hanya Rp 5.000 per kg.

''Apalagi saat ini sedang panen raya sehingga harga kedelai terus turun,'' ujar dia. Hampir sebagian besar bahan baku kedelai organik diambil dari Malang dan Pasuruan. Akan tetapi, untuk tahun ini dia mencoba menerapkan pola kemitraan dengan Lembaga Insan Indonesia Sejahtera (LIIIS) Madani. Lahan penanaman kedelai organik direncanakan berlokasi di Madura.

Dia menyatakan setiap hari bisa menghabiskan empat kuintal kedelai untuk menghasilkan 2.000-2.500 potong tahu. Akan tetapi, ketika permintaan melonjak seperti momen Lebaran , jumlahnya bisa mencapai 6 kuintal. Dia membagi produksi tahunya itu dalam tahu iris besar, iris kecil, dan stik tahu.

Rudik menjelaskan, harga tahu iris besar Rp 1.700-Rp 2.000 per potong untuk industri makanan yang biasanya diolah kembali dan iris kecil Rp 2.000-Rp 2.500 per potong untuk konsumsi rumah tangga. ''Selain itu, menjual potongan tahu bagian pinggir atau disebut stik tahu. Sebenarnya, sisa potongan tahu, tapi banyak yang minta, baik dari industri makanan maupun rumah tangga,'' katanya. Harga tiap 400 gram Rp 1.500.

Agar lebih menarik, tahu miliknya dijual dalam kemasan bermerek Pelangi. Dia menyatakan, kemasan memang membuat biaya produksi bertambah. Tapi, menurut Rudik, itu malah bisa mendongkrak penjualan. ''Bukan hanya memberi nilai tambah dalam memasarkan, terutama untuk konsumen kalangan menengah ke atas. Tapi, adanya kemasan tentu memudahkan konsumen dalam menyimpan tahu. Dalam suhu tertentu bisa awet sampai seminggu,'' tuturnya.


Dia menyebutkan, keuntungannya terus meningkat. Saat ini, rata-rata tiap hari bisa mengantongi Rp 3 juta-Rp 4 juta per hari. Sementara itu, dua tahun lalu per hari hanya bisa mendapatkan 1,5 juta. ''Setelah dikurangi bahan baku yang mencapai 50 persen dan biaya operasional 30 persen, saya mengambil keuntungan 15-20 persen,'' ujarnya.

Sementara itu, untuk pemasaran, dia mengatakan, sebagian besar tahunya dijual ke sepuluh pasar tradisional di sekitar Malang. Bahkan, sekarang produknya disukai konsumen di Jakarta.''Beberapa minggu terakhir, saya menerima pesanan dari Jakarta sebanyak 100 bungkus,'' ujarnya. (*/kim)

Tentang Rudik
Nama : Rudik Setiawan
Kelahiran : Malang, 4 Oktober 1984
Usaha : Industri Tahu RDS di Desa Klampok RW II/RT IV Singosari
Kabupaten Malang
Pendidikan :
2002-2008 - S1 Matematika Universitas Brawijaya
2009- sekarang - S2 Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang
Penghargaan :
-Juara II kategori mahasiswa tingkat Malang Dji Sam Soe Award 2005
- Juara II kategori mahasiswa pascasarjana bidang industri dan jasa tingkat nasional
Wirausaha Muda Mandiri 2009
Read More

Sabtu

Published 01:52 by admin

Haji Ikrom ke Amerika berkat Tempe

Kalau Anda ke Malang, jangan lupa beli keripik tempe. Pesan singkat dari mulut ke mulut itulah yang membuat Haji Ikrom tak menyangka kalau keripik tempe Abadi-nya bisa melanglang buana hingga ke Amerika Serikat. Ia pun semakin percaya diri untuk terus mengembangkan bisnis yang telah dirintis bersama istrinya sejak tahun 1970.

Cerita soal keripik tempe sampai ke Negeri Abang Sam itu berawal dari surat PT Fajar Jaya di Jakarta yang ditujukan kepada Ikrom pada 1997 lalu. Dalam suratnya, pimpinan Fajar Jaya melampirkan surat dari koleganya di Amerika yang ingin mencari info tentang keripik tempe Abadi. Si kolega ini mengaku kesengsem dengan produk Ikrom ketika ia berkunjung ke Malang beberapa ta-hun sebelumnya

Kemudian, pihak Fajar Jaya menemui Ikrom dan memintanya untuk mengekspor keripik tempe ke Amerika. Awalnya, pengiriman produk hanya berkisar 50 kilogram saja. Namun, lama-kelamaan permintaan meningkat hingga 150 kilogram tiap kali kirim. Dus, hingga kini, urusan ekspor sepenuhnya ditangani Fajar Jaya. Permintaan pengiriman minimal dua bulan sekali. Nilainya sudah mencapai ratusan juta rupiah.
Kisah sukses lain dari Ikrom adalah tatkala pro-duknya masuk dalam buku panduan hotel-hotel papan atas di Kota Malang sebagai camilan berkelas. Tak jarang pihak hotel membawa tamu-tamunya berkunjung ke outlet Abadi di kawasan Ciliwung karena ingin membeli keripik tempe sebagai oleh-oleh. Tak hanya wisatawan domestik, tapi juga dari mancanegara, ujar kakek delapan cucu yang kini berusia sekitar 80 tahun ini.

PENSIUNAN TENTARA
Prestasi itulah yang menjadikan namanya terkenal dan masuk dalam deretan pengusaha terkemuka di Malang. Namun, tetap saja ada kisah sedih, tatkala ia ditipu salah satu agen di Jakarta pada 1985. Kerugiannya sekitar Rp 100 juta rupiah. Toh, semua itu dilakoni Ikrom dengan tabah, dianggap sebagai salah satu ujian.

Yang pasti, hanya sedikit yang tahu kalau ia pensiunan tentara berpangkat terakhir peltu (pembantu letnan satu) dari kesatuan Korem 083 Baladhika Jaya Malang. Empat tahun menjelang pensiun, ia sudah ancang-ancang, mencari usaha yang bisa menghidupi istri dan keempat anaknya selain dari uang pensiunan. Karena di lingkungannya banyak produsen tempe, akhirnya ia mencoba membuat keripik tempe.

Ikrom bersama istrinya (almarhumah) Sumiatun bahu-membahu mengembangkan usaha dengan modal awal Rp 500 ribu. Merek Abadi merupakan ide ayah mertuanya, S.M. Tohir, bekas agen koran Abadi yang dibredel pemerintah. Produksi pertamanya sekitar 5 kilogram. Itu pun yang 1 kilogram dibagi-bagikan ke tetangganya, untuk mencari tahu tingkat kelezatan keripik tempe buatan sang istri.

Setelah rasanya dinyatakan yahud, layak jual, Ikrom mulai berani memasarkan produknya. Selepas zuhur, dengan diantar becak, ia menuju ke pasar, toko-toko, dan rumah-rumah makan untuk menitipkan keripik. Menjelang magrib baru ia pulang ke rumah. Lalu, setiap hari Minggu, Ikrom memasarkan keripik ke Surabaya. Itu dilakukan terus-menerus hingga pasarnya berkembang sampai ke Jakarta dan Bali.

PER HARI 6 KUINTAL
Sebagai manusia, Ikrom tetap saja tidak puas dengan hasil yang diperoleh. Ia terus berkreasi sehingga terciptalah produk selain keripik tempe: mulai dari keripik nangka, bayam, apel, salak, belut, hingga bekicot. Kini, produknya itu tertata rapi di etalase outlet-nya. Harga yang dipatok pun tergolong murah, dari Rp 4.000 untuk keripik bayam hingga Rp 10.500 untuk keripik tempe spesial berukuran 500 gram.

Meski demikian, kata pengurus takmir masjid di kampungnya itu, keripik dari aneka macam bahan tersebut hanyalah variasi saja. Produk utamanya tetap keripik tempe yang rata-rata volume produksinya mencapai 6 kuintal per hari. Sedangkan omzetnya mencapai Rp 3-4 juta per hari. Omzet ini akan naik pesat pada hari raya dan musim liburan. Seperti Lebaran tahun kemarin, ruas jalan di depan outlet Ikrom macet total dipenuhi mobil-mobil para pemudik yang hendak menyerbu keripik Abadi. Luar biasa bukan?

Kini, outlet Haji Ikrom kelihatan bersih dan rapi. Ruangan yang menebar aroma wangi itu berlantai putih mengilat. Di etalase, berjajar rapi berbagai jenis keripik. Karyawannya pun membengkak menjadi 17 orang, 8 orang bagian penggorengan, 3 orang bagian pembungkusan, 4 orang bagian pengirisan, dan 2 orang bertindak sebagai tenaga pengantar atau pemasaran. Bukan itu saja. Bahan baku yang berupa tempe mentah itu telah diproduksi sendiri di salah satu rumah Haji Ikrom di Jalan Batu Bara 87, Malang.

Dan, yang membuat mantan tentara ini bangga, peralatan pembuat tempe keripik di perusahaan Abadi ini tidaklah tradisional lagi. Bila dulu tempe diiris secara manual, kini dengan mesin otomatis. Dulu mereka menggoreng dengan bantuan kompor minyak tanah, kini dengan kompor gas. Dalam pembuatan tempe, sekarang ada mesin khusus untuk mengupas kulit kedelai, tak lagi dengan cara diinjak-injak.

Begitu pun untuk menutup plastik kemasan, tidak menggunakan lilin lagi, tapi dengan alat pres tersendiri. Karena itu, kemasannya lebih rapi. Tak heran jika banyak pejabat Kota Malang menjadi pelanggan tetapnya. Sekarang, Haji Ikrom tinggal menuai buah kerja kerasnya merintis usaha keripik tempe yang kini dikelola keempat anaknya.
Read More

Minggu

Published 15:55 by admin

Garuda Indonesia Terbesar di Dunia

Ada yang tahu? Di mana lokasi sebenarnya gedung ini?
Kalo anda jalan-jalan ke Google Earth, coba mampir ke sini koordinat ini 6°25′3.84″S 106°57′30.03″E

















Diambil dari KDRI, Merdeka!!
Read More
Published 00:39 by admin

Employpreneur Series : Bagaimana Agar Anda Bisa Meninggalkan Bisnis Anda Dengan Tenang…??


Apakah Anda ingin agar bisnis Anda terus berkembang sekaligus karir Anda terus melesat…?? Jika jawabnnya adalah YA, maka Anda harus memiliki apa yang disebut SISTEM…. Itulah dia jawabannya. Kemampuan dalam membangun sistem dan konsistensi dalam menjalankannya adalah kunci dari semuanya. Kalau Anda sudah bisa membangun sistem bisnis Anda sendiri dan secara disiplin menjalankannya, maka Anda sudah bisa meninggalkan bisnis Anda tanpa perlu khawatir bahwa bisnis Anda tiba2 menjadi kacau balau. Dan karir Anda tetap terjaga dengan baik.
Kemampuan memetakan sistem ini yang biasanya bagi kebanyakan orang sangat sulit untuk dilakukan. Memetakan sistem mengharuskan seseorang untuk memahami betul alur kerja dimana sistem itu akan dipetakan. Selain itu parameter-parameter lain seperti waktu, ketersediaan manpower, ketersediaan dana dan pendukung lainnya juga harus terpetakan sehingga semua bisa diukur. Dari sini setiap karyawan tinggal menjalankan saja sistem yang sudah ditetapkan. Yang perlu kita lakukan adalah pengawasan – pengawasan – pengawasan. Dan itupun tidak perlu dilakukan secara periodik, cukup lakukan secara on the spot dan random sifatnya.
Jangan terlalu phobia dengan “kebocoran” dalam perusahaan. Yang namanya kebocoran itu biasa, namun yang paling penting adalah bagaimana memanage kebocoran itu sehingga tetap berada pada level yang masih dalam batas toleransi dan bisa ditekan secara kontinyu sehingga bisa terus mengecil kadar kebocorannya.
Sebagai karyawan yang mulai memiliki bisnis atau employpreneur, Anda akan sangat tergantung kepada sistem agar karir Anda tetap bisa dibuat kinclong bukan…..?? Nah, setelah bisnis Anda berjalan, segera konsentrasikan diri Anda untuk membuat sistem dari bisnis Anda. Tulis apa yang Anda lakukan dan lakukan apa yang Anda tulis. Buat sistem dan prosedur dari bisnis Anda yang bisa menjadi pegangan bagi karyawan Anda. Dan jangan lupa….. lakukan kontrol secara acak sehingga Anda bisa mendapatkan hasil yang lebih real. Setelah itu tinggalkan bisnis Anda…… dan buat lagi bisnis yang baru, begitu seterusnya…..
Dikutip dari sonnysofjan, semoga mermanfaat.

Read More

Sabtu

Published 22:27 by admin

Facebook di Tangan Para Pendekar


Sebulan terakhir ini media massa lumayan gencar memberitakan Facebook dari sisi negatif, dengan judul yang kadangkala bombastis, seperti “ABG Korban Facebook Ngaku Bersebadan 3 Kali”, “Korban Facebook Makin Banyak”, “Remaja Korban Penculikan via Facebook”, dan sejenisnya. Judul-judul yang menyudutkan Facebook itu bukan hanya mendominasi media cetak, tetapi juga teve. Bahkan Kompas.com pun, yang terkenal dengan kehati-hatiannya, juga terjebak pada judul yang sejenis, seperti Lagi, Remaja Jadi Korban Facebook. Facebook tiba-tiba menjadi biang masalah. Media Social ini dituduh sebagai penyebab celaka.

Padahal Facebook hanyalah medium. Tanpa ada yang menyalahgunakan, medium itu bersifat netral.


Ibarat pisau, Facebook dapat digunakan untuk hal-hal yang negatif.

Mereka yang biasa menipu dengan medium lain, misalnya lewat SMS dgn mengirim SMS berhadiah jutaan rupiah tapi sesungguhnya menggerogoti uang korbannya, akan menggunakan medium apapun untuk mencari korbannya. Demikian juga para penjaja prostitusi, penjaja mimpi kaya mendadak, penyuka seks anak-anak dan lainnya. Facebook yang sedang digandrungi merupakan medium baru ampuh untuk menjerat calon korban. Maka para korban ini bukanlah korban Facebook, tetapi korban penjahat via Facebook.

Ibarat pisau, meski berniat positif jika tidak tahu cara menggunakannya, maka juga bisa berakibat negatif.

Orang tua sering melarang anak-anak di bawah umur atau balita bermain pisau karena bisa melukai anak tersebut. Pisau hanya boleh digunakan oleh mereka yang berhak. Sama juga dengan Facebook. Aturan Facebook sudah jelas dan terang benderang. Hanya mereka yang sudah berusia 13 tahunlah yang boleh menggunakannya. Anak-anak tidak berhak menggunakan Facebook!

Bahkan orang dewasa pun, ketika menggunakan Facebook, harus mau belajar bagaimana cara menggunakannya. Sebagai contoh, dalam hal social networking, Facebook lebih tepat digunakan untuk berkomunikasi dengan teman-teman lama yang sudah kita kenal ketimbang mencari teman sebanyak-banyaknya yang sesungguhnya tidak kita kenali sama sekali. Teman-teman baru inilah yang dalam banyak kasus terbukti merugikan. Maka saran saya, jika belum pernah bertemu darat, janganlah menerimanya sebagai teman di FB. Contoh lain, karena tidak paham etika, kita seringkali menyampahi halaman FB orang lain dengan iklan, tag foto, dan sejenisnya yang tidak ada hubungannya dengan orang tersebut sehingga menjengkelkan mereka.

Semakin paham kita menggunakan FB, semakin banyak dampak positifnya. Semakin sering kita berlatih menggunakan pisau, semakin ahli kita menggunakannya, dan semakin hebat pula dampak positifnya. Pisau di tangan pendekar, akan jauh berbeda hasilnya dengan pisau di tangan amatir.

Facebook di Tangan Para Pendekar

Selain untuk memperkuat tali silaturahim yang terputus karena jarak dan waktu, di tangan para pendekar, FB dapat dimanfaatkan secara positif. Ini beberapa contohnya:

1. Seorang eksportir mebel asal Jepara misalnya, menyediakan rumah besarnya secara cuma-cuma sebagai kantor “Facebook Jepara”, sebagai tempat belajar bagi para pengusaha Jepara agar bisa meningkatkan ekspor mebel via online, sekaligus memanfaatkannya sebagai forum untuk mendidik anggotanya untuk meningkatkan bisnis mereka. Dari kantor inilah lahir banyak pengusaha mebel online yang menembus pasar Eropa dan belahan dunia lain, menyumbang devisa yang cukup besar ke negeri ini.

2. Para produsen, terutama kerajinan tangan seperti batik, tas, sepatu, baik terbuat dari kulit maupun non kulit, banyak yang memanfaatkannya untuk menjual produknya. FB digunakan sebagai kanal baru penjualan. Ada yang mengaku bisa membeli mobil baru hanya menjual batik via FB. Bahkan seorang produsen herbal bisa meraih omset sangat tinggi di jejaring sosial ini.

3. Bagi yang haus ilmu, FB adalah tempat istimewa mendulang ilmu. Dengan mengikuti grup-grup yang kita minati, kita bisa belajar banyak dari anggota grup tersebut. Atau, dengan berteman dengan orang-orang yang istimewa dan bernilai plus, kita dapat menyerap ilmu dan kebijakannya yang sering dibagikan melalui status maupun notes-nya.

4. Bagi para simpatisan gerakan tertentu, dapat memanfaatkan FB untuk menggerakkan simpati. Gerakan mengumpulkan koin untuk membela Prita yang diancam penjara karena dituduh mencemarkan nama baik dalam kasus melawan RS OMNI dengan mudah digerakkan lewat FB. Demikian juga gerakan mengumpulkan koin untuk membantu operasi Bilqis, balita yang mederita kelainan hati, gerakan mengumpulkan beasiswa, gerakan mengumpulkan dana untuk Dompet Dhuafa , Dompet Umat dan sejenisnya berjalan bagus di medium ini.

5. Bagi yang sadar citra diri, FB dapat dimanfaatkan sebagai medium untuk personal branding. Kita ingin dikenal sebagai apa, dapat dibangun secara konsisten di medium ini.

Tulisan diambil dari SudutPandang, Semoga berguna.
Read More
Published 16:37 by admin

Nyoba Nge-ONLINE-kan bisnis OFFLINE

SentraRebana adalah pusat produksi dan penjualan alat musik rebana, marawis, hadrah, marching band, drum band, kendang dan alat musik lainnya. Bagi anda yang sedang mencari alat musik rebana dengan kualitas terbaik, di sinilah tempatnya, anda tidak akan merasa kecewa dengan kualitas produk kami yang sudah tersebar ke seluruh Indonesia bahkan sampai ke luar negeri.

Kami menyediakan alat musik rebana dari berbagai model serta alat musik lainnya seperti Marching Band, Drum Band untuk TK sampai SMA

SentraRebana.com akhirnya datang sebagai media online kami untuk memudahkan para pelanggan kami dalam mencari informasi produk alat musik rebana dan alat musik lainnya
Untuk pemesanan alat musik rebana, silakan hubungi kami di sini


Oh..ya.. yang punya toko online wajib daftarkan webnya ke DaftarTokoOnline.ok
Read More