Minggu

Published 20:43 by admin

EMAS Jauh Lebih Banyak Manfaatnya Daripada Keuntungannya

Banyak orang bertanya, yang intinya adalah bagaimana saya memanfaatkan Emas selama ini? Cara atau metode mana yang saya pakai? Saya coba jelaskan dalam artikel ini sekaligus sebagai rangkuman Kultwit saya beberapa waktu yang lalu mengenai hal yang sama. Seperti yang sering saya sampaikan diberbagai kesempatan terutama di Seminar-seminar KebunEMAS, EMAS jauh lebih besar manfaatnya daripada keuntungannya. Dalam kehidupan ini, karena sifatnya, saya memanfaatkan Emas untuk berbagai kebutuhan. Salah satu manfaat dari Emas yg terbesar adalah kita bisa mengukur biaya di masa yang akan datang dengan Emas (nanti saya bahas di artikel yang lain). Karena nilai Emas ini sama sepanjang masa, maka kita bisa memanfaatkan Emas untuk mengukur biaya di masa yang akan datang. Contoh yang paling mudah, untuk kebutuhan pendidikan anak-anak saya nanti, dengan Emas saya bisa dengan mudah mengukurnya. Kalau saat ini biaya masuk Sekolah Dasar adalah 10jt dan setara Emas 20gram, maka Emas 20gram tersebut 5 atau 10 tahun yang akan datang masih akan tetap bisa membiayai masuk Sekolah Dasar. Pada intinya dalam memanfaatkan Emas secara umum saya punya katakanlah 3 (tiga) jalur atau bagian besar. Jalur Pertama, EMAS Untuk Kebutuhan Di Masa Yang Akan Datang Dengan Emas kita mudah untuk mengukur biaya di masa yang akan datang, nah masalahnya adalah, bagaimana memiliki Emas tersebut saat ini, bukan tahun depan atau 2 tahun lagi. Saya memanfaatkan model Beli – Gadai – Angsur untuk kebutuhan ini. Contoh: 10 tahun lagi (dari saat ini) saya membutuhkan dana setara 250gram Emas untuk biaya pendidikan salah satu anak saya. Maka dari 2 tahun yang lalu saya sudah melakukan Beli – Gadai Emas, yang setiap 4 bulan saya Angsur (kurangi pokok pinjamanya), saya berterima kasih kepada BRI Syariah dengan produk Gadai nya yang sangat luar biasa. Karena menurut saya produk Gadai Emas BRI Syariah adalah yang terbaik saat ini, apalagi kalau di manfaatkan untuk hal yang saya sebutkan di atas, alasannya adalah, ketika pokok pinjaman saya cicil/kurangi setiap 4 bulan, maka biaya titip 4 bulan berikutanya akan berkurang. Biasanya strategi yang saya pergunakan adalah dengan menyisihkan uang yang besarnya 2 x dari Biaya titip setiap bulan. Misalnya biaya titipnya 1jt/bln, maka saya menyisihkan 2jt/bln ke dalam tabungan, yang mana pada saat 4 bulan jatuh tempo saldo tabungan 8jt kemudian saya pakai untuk bayar biaya titipnya 4 juta, dan saya kurangi pokok pinjamannya 4jt. Karena saya kurangi pokoknya, maka biaya titip 4 bulan berikutnya juga akan berkurang, artinya setiap 4 bulan komposisi pembayaran yang 8jt tersebut akan berubah, semakin lama semakin besar pokok pinjaman yang bisa dikurangi. Saya juga melakukan hal yang sama untuk tabungan saya hari tua. Dan EMAS pada Jalur Pertama ini TIDAK PERNAH SAYA TOPUP PINJAMANNYA, tapi terus saya kurangi/cicil pokok pinjamannya. Beruntung saat ini ada produk baru dari BRI Syariah, KLM BRI Syariah, yakni Kepemilikan EMAS dengan cara dicicil, dan tenornya bisa sampai 15 tahun, sebuah produk yang luar biasa menurut saya. Produk KLM BRI Syariah ini sangat cocok untuk tujuan-tujuan seperti di atas, seolah-olah kita ini ini mem-”beli” masa depan. Emas bisa dipakai untuk mengukur biaya di masa yang akan datang, KLM BRI Syariah bisa dipakai untuk mem-”beli” masa depan. Saat ini saya sedang meng-konversi seluruh gadai Emas pada jalur pertama ini ke KLM BRI Syariah, pertimbangan paling utama adalah, tidak harus repot-repot setiap 4 bulan ke BRI Syariah untuk perpanjangan Gadai, karena dgn KLM BRIS, cicilan langsung di debet setiap bulan dari rekening. Pada Jalur Pertama ini, saya tidak pernah mikir harga Emas ada di posisi apa, mau naik atau turun nggak peduli. Karena pada jalur ini, semua Emas saya proyeksikan untuk jangka panjang (5 – 10 tahun), untuk kebutuhan di masa yang akan datang. Jalur Kedua, Emas Untuk Kebutuhan Bisnis dan Konsumtif Uang untuk modal bisnis biasanya saya belikan Emas dulu, Emasnya lalu saya gadai, baru uang gadainya saya pakai untuk modal bisnis. Dan bisnis harus mampu untuk membayar biayanya setiap 4 bulan termasuk mengurangi pokok pinjaman. Kalau sampai tidak mampu, berarti ada yang salah dengan bisnisnya, simple. Seringkali juga pokok pinjaman belum habis, pinjamannya saya topup (maksimumkan lagi), tapi memang topupnya untuk kepentingan bisnis juga, misalnya karena pengen nambah modal atau memperluas bisnis. Contoh, 6 bulan lalu saya masuk ke bisnis dengan modal 180jt, saat itu modal 200jt saya belikan Emas lalu saya gadai, uang gadai sekitar 180jt lalu saya jadikan modal bisnis. Alhamdulillah, setiap bulan sekarang ini saya bisa menyisihkan sekitar 2-8jt dari keuntungan bisnis tersebut. Artinya, setiap 4 bulan saya bisa bayar biaya gadainya plus kurangi pokok pinjamannya. Selain untuk bisnis juga untuk konsumtif seperti: beli kendaraan, traveling dan sebagainya, termasuk beberapa waktu yang lalu saya berangkat Umroh, biaya berangkat Umroh saya belikan dulu Emas, lalu saya gadai, uang gadainya baru saya pakai untuk berangkat Umroh. Emas yang saya gadai untuk kepentingan ini pun saya angsur (kurangi pokok pinjamannya setiap 4 bulan). Dan sekali lagi untuk kedua tujuan ini (Bisnis dan Konsumtif), gadai Emas di BRI Syariah paling pas, karena biaya yang menurun seiring pokok pinjaman yang kita kurangi. Gadai Emas di Jalur Kedua ini tidak pernah saya topup sama seperti pada Jalur Pertama, justru saya kurangi pokok pinjamannya setiap 4 bulan (kecuali yg bisnis ketika saya butuh tambahan modal, setelah itupun bisnisnya akan kembali mengurangi pokok pinjaman setiap 4 bulan). Saya sering kali mendapat kejutan tidak terduga di jalur ini, contoh tahun lalu kami sekeluarga traveling ke Euro, biaya traveling tersebut saya belikan Emas 600gram lalu saya gadai, baru uang gadainya dipakai untuk biaya traveling. Gadai Emas nya kemudian setiap 4 bulan saya kurangi pokoknya (dicicil), perkiraan saya baru bisa lunas 2-3 tahun lagi, tapi ternyata belum setahun sudah lunas (sering kali rezeki datang tidak bisa kita duga kan?). Ahirnya kami sekeluarga tahun ini bisa traveling lagi ke Euro dengan tempat yang berbeda, dan MENGGUNAKAN EMAS YANG SAMA. Yang lebih mengejutkan adalah, untuk tahun ini biaya per orang naik dari $2600/orang thn lalu sekarang menjadi $3900/orang namun EMAS YANG DIBUTUHKAN HANYA 350-400gram SAJA !!! Tentunya ketika saya akan melakukan gadai untuk konsumtif atau bisnis ini saya sudah ukur kemampuan saya, artinya selalu saya sesuaikan dengan kemampuan agar saya selalu bisa kurangi pokoknya setiap 4 bulan. Kalau untuk yang bisnis, nggak pusing, kenapa? karena kalau bisnisnya bagus pasti mampu, kalau nggak mampu berarti yang salah bisnisnya, ada yang salah dengan bisnisnya… Di jalur kedua ini pun saya tidak pernah pusing sama harga Emas, mau naik atau turun. Karena memang akan dicicil dan untuk kebutuhan yang jelas ukurannya. Resiko terburuk dari jalur Pertama dan Kedua ini adalah kehilangan kemampuan untuk mengurangi pokok pinjaman dan bayar biayanya. Kalau itu sampai terjadi, ya gampang jual Emas nya dan lunasi pinjamannya, yang jelas nilai Emas nya pasti jauh melampaui pinjamannya karena memang pokok pinjamannya saya kurangi setiap 4 bulan, belum kalau harga Emasnya juga naik. Jalur Ketiga – Jalur Iseng. Kalau ada dana lebih saya baru masuk ke jalur ini, Emasnya saya peroleh dengan cara Beli – Gadai. Kemudian setiap ada kenaikan Emas dan STLE (nilai taksir bank) gadai saya topup (pinjamanya di maksimumkan lagi). Kelebihan dari hasil topup (setelah bayar biayanya) saya belikan Emas lagi, Emas yang dibeli dari hasil topup gadai ini saya simpan tidak saya gadai. Bahkan sering kali hasil topup itu dipakai untuk melunasi atau mengurangi pokok pinjaman Emas di Jalur Kedua (Bisnis dan Konsumtif), pertimbangannya adalah, kalau saya beli Emas baru harganya kan harga saat ini, jadi lebih untung kalau saya pakai untuk menebus sebagian atau mengurangi pokok pinjaman Emas yang di Gadai di Jalur Kedua. Pernah dalam 4 bulan tidak ada kenaikan Emas, harus bayar biayanya aja. Ya itulah resikonya, kalau sudah punya Emas hasil topup biasanya Emas tersebut saya gadai untuk perpanjangan, atau jual Emas yang digadai sebagian, secukupnya untuk perpanjangan lagi. Bisa juga di downgrade, artinya di gadai ulang dengan pinjaman yang sama, tapi jumlah Emas nya berkurang. Bulan ini karena harga Emas naik lumayan, saya downgrade salah satu gadai saya yang 100gram = 10 x 10grm. Dengan pinjaman yang sama tapi hanya butuh Emas 9 batang, artinya yang 1 (satu) batang 10gram sudah bisa saya miliki sepenuhnya. Pinjaman nya tetap sama, biayanya juga sama, tapi Emas nya yang digadai berkurang. Catatan: Sering kali saya sarankan membeli Emas dengan satuan-satuan kecil, memang di awal lebih mahal, tapi ke depannya lebih flexible. Sangat saya sarankan untuk mem-prioritaskan dulu minimal Jalur Pertama, amankan dulu kebutuhan anda di masa yang akan datang (pendidikan anak, tabungan hari tua dsb) sebelum Anda masuk ke jalur ke tiga, bahkan kalau Anda tidak siap menghadapi resiko harga Emas turun, jangan lakukan ini. Pakai jalur aman saja yang Pertama dan Kedua, Emas hampir tidak ada resikonya jika dipakai untuk proyeksi 5 – 10 tahun kedepan. Ingat kondisi harga EMAS SEPERTI SAAT INI TIDAK SELAMANYA HANYA SESAAT SAJA. Itulah cara saya memanfaatkan Emas, Investasi itu butuh kesabaran, bukan emosi, saya ingat tahun 2007 ketika saya memulai ini, saya mulai dengan 1-5 gram saja, karena itulah kemampuan saya saat itu. Tapi apa yang saya miliki sekarang, itu benar-benar di luar dugaan dan perkiraan, itulah rezeki. Kepintaran dan kecerdasan kalah oleh ketekunan. Percayalah, saya sudah buktikan selama ini, Emas jauh lebih besar manfaatnya dibanding keuntungannya, jadi manfaatkanlah Emas sebaik-baiknya untuk kehidupan dan masa depan Anda dan keluarga Anda. Mudah-mudahan bermanfaat bagi para Gold Gardener, Happy Gold !!