Kamis

Published 21:00 by admin

Membangun Passive Income


Semakin banyak aset yang kita miliki maka bisa jadi semakin besar pula uang yang kita dapatkan dari sumber passive income. Sebagai orang yang ingin membangun passive income, kita harus fokus membangun aset.



“An Asset is something that puts money in my pocket.
A Liability is something that takes money out of my pocket.”


Aset seperti apa yang harus dibangun guna memiliki passive income? Setidaknya ada 5 aset yang dapat menjadi sumber passive income Anda. Ini dia 5 aset yang dapat menjadi sumber passive income.

1.  Properti yang Disewakan

Masih ingat dengan contoh hunian kos-kosan yang saya bahas di posting sebelumnya?
Hunian kos-kosan yang disewakan bisa menjadi salah satu aset sumber passive income Anda. Ketika sebuah rumah disewakan sebagai hunian kos-kosan maka rumah tersebut menjadi aset. Mengapa? Karena ada orang yang tinggal dan membayar biaya sewa atas rumah tersebut. Bayangkan kalau Anda punya sebuah hunian kos-kosan yang menampung 8 orang. Dari setiap orang, tiap bulannya Anda menerima uang sewa 1 juta Rupiah. Jadi, jika 1 juta Rupiah x 8 orang maka dalam sebulan Anda bisa mendapatkan omzet 8 juta Rupiah.
Ingat, ini masih berupa omzet. Omzet ini nantinya akan dikurangi dengan biaya pengelolaan rumah kos-kosan. Contoh biaya dalam pengelolaan rumah kos-kosan misalnya : biaya gaji asisten rumah tangga, biaya listrik, biaya internet, dan sebagainya.
Jika Anda ingin memiliki passive income, salah satu aset yang dapat Anda bangun adalah properti. Miliki properti dan kemudian sewakan properti tersebut. Uang sewa dari properti tadilah yang bisa menjadi passive income bagi Anda.

2. Pendapatan dari Investasi Pada Aset-Aset Kertas

Contoh investasi pada aset kertas misalnya : reksadana, saham, kontrak berjangka, dan lain-lain. Jika Anda tidak tertarik untuk berinvestasi pada aset nyata seperti properti, Anda dapat mencoba berinvestasi pada aset kertas seperti reksadana atau saham.
Ketika kita mampu menjalankan investasi dengan baik, maka aset-aset kertas (misal : reksadana) yang kita miliki dapat menjadi sumber passive income. Pendapatan dari investasi saham atau reksadana inilah yang dapat menjadi passive income Anda. Saat Anda berinvestasi pada reksadana maka Anda tidak harus aktif bekerja. Justru sebaliknya, uang yang Anda miliki yang akan bekerja untuk Anda.

3. Royalti


Ketika Anda memiliki hak cipta atas sebuah karya, maka Anda berhak untuk mendapatkan royalti atas penggunaan karya-karya Anda. Salah satu profesi yang dibayar dengan royalti adalah profesi penulis buku. Penulis buku mendapatkan bayaran dalam bentuk royalti atas buku-buku yang ia tulis. Salah satu sumber passive income saya adalah dari royalti sebagai penulis.
Tak hanya penulis buku, profesi seperti musisi (pencipta lagu) juga merupakan contoh profesi yang biasanya dibayar dengan royalti. Ketika kita menciptakan sebuah lagu, lalu lagu tersebut dipakai untuk soundtrack acara televisi, diputar di radio/di ruang publik, maka kita berhak atas royalti. Royalti ini akan terus dibayarkan selagi karya kita masih dibeli/dipakai oleh orang lain. Nah, dari pembayaran royalti inilah kita bisa mendapatkan income meski kita tidak aktif bekerja.
Jadi, bagi Anda insan-insan kreatif, Anda dapat membangun aset dalam bentuk karya-karya yang menghasilkan royalti. Banyak orang tua yang melarang anaknya untuk jadi seniman ataupun penulis. Mereka berasumsi bahwa profesi penulis dan seniman merupakan profesi yang tidak bisa diandalkan untuk membiayai hidup. Padahal, anggapan semacam ini belum tentu tepat. Mengapa? Karena profesi penulis/seniman termasuk profesi yang dibayar dengan royalti. Si penulis atau siapapun yang punya hak cipta bisa terus dibayar dengan royalti selagi karyanya digunakan oleh orang-orang.
Hanya saja, memang untuk menjadi penulis/seniman yang kaya jelas butuh proses dan perjuangan.

4. Bisnis yang Berjalan Secara Otomatis

Aset ke-4 yang dapat dibangun guna menghasilkan passive income adalah bisnis yang berjalan secara otomatis. Bisnis yang berjalan secara otomatis adalah bisnis di mana sang pemilik (owner) tidak harus terlibat dalam proses operasional bisnis. Ketika seorang pemilik bisnis bisa meninggalkan proses operasional dan bisnisnya tetap berjalan, maka saat itu juga si pemilik bisnis mendapatkan passive income. Mengapa? Karena ia tidak harus terlibat dalam proses operasional bisnisnya. Ia tidak harus bekerja secara aktif, tetapi uang tetap mengalir ke kantongnya.
Untuk memiliki aset dalam bentuk bisnis yang berjalan secara otomatis, ada dua cara yang dapat kita gunakan. Dua cara tersebut antara lain :
  • membeli sistem bisnis (waralaba), atau
  • membangun bisnis sendiri yang nantinya dapat berjalan secara otomatis.
Contoh bisnis waralaba misalnya restoran cepat saji KFC, McDonald’s, Indomaret, Alfamart dan masih banyak lagi. Ketika kita membuka bisnis dengan sistem waralaba, maka kita akan membeli sistem bisnis (waralaba) dari pemilik waralaba (franchise). Nah, sistem yang kita beli tadilah yang akan dipakai sebagai bisnis kita nantinya. Proses operasional bisnis kita akan sama dengan bisnis-bisnis lain yang satu brand dengan kita. Ambil contoh, Anda membeli franchise KFC, maka cabang KFC yang nanti Anda buka juga akan sama (atau setidaknya mirip) dengan cabang KFC di tempat lain. Untuk memiliki bisnis dengan sistem waralaba, maka Anda perlu memiliki modal uang untuk membeli franchise tersebut.
Cara kedua yang dapat digunakan apabila ingin punya bisnis yang berjalan secara otomatis adalah dengan membangun bisnis Anda sendiri. Apapun bisnis yang akan Anda bangun, Anda harus punya misi untuk menjadikan bisnis Anda berjalan secara otomatis. Jika keinginan Anda adalah memiliki passive income, maka mau tidak mau, Anda harus mengarahkan bisnis Anda ke bisnis otomatis. Usahakan bisnis Anda dapat berjalan tanpa campur tangan Anda dalam proses operasional.
Contoh, Anda membuka warung mie ayam. Nah, upayakanlah agar warung mie ayam ini nantinya dapat berjalan secara otomatis tanpa Anda harus terlibat dalam operasional warung tersebut. Jika warung mie ayam Anda sudah bisa berjalan secara otomatis, maka Anda berhasil memiliki sumber passive income.

5. MLM (Multi Level Marketing)

Aset ke-5 yang juga dapat dibangun guna menghasilkan passive income adalah MLM (multi level marketing). Terlepas dari berbagai pro dan kontra masyarakat terhadap MLM, MLM tetap merupakan sumber passive income. Bagi mereka yang sungguh-sungguh tekun menjalankan MLM, maka mereka akan memiliki aset dalam bentuk network, yang mana network/jaringan inilah yang nantinya akan menghasilkan uang ke kantong mereka.
Dari ke-5 aset di atas, saya pribadi lebih memilih fokus pada 4 aset pertama yakni : properti, investasi aset kertas, royalti, dan bisnis yang berjalan secara otomatis. Mengapa tidak MLM?
Saya tidak alergi pada MLM. Hanya saja, pada dasarnya saya kurang cocok (tidak nyaman) dengan MLM. Alhasil ketika ada teman yang menawari saya untuk join di MLM mereka, hampir pasti saya akan menolak.

Tak jadi soal aset mana yang ingin Anda bangun, yang penting Anda mau berkomitmen dan berproses untuk membangun aset tersebut. Mulai sekarang, mari kita bangun aset yang lebih banyak lagi dan lebih bermanfaat.

sumber: jagoanpassiveincome.com