Hari Jumat (15/2) lalu saya ketemu Pak David Marsudi, presiden direktur jaringan restoran D’Cost. Orang satu ini luar biasa nyentrik-nya. Dia misalnya, menyebut dirinya sebagai “pendekar bodoh” (nama perseroan D’Cost adalah PT. Pendekar Bodoh). Kenapa? Karena, menurut dia, menjadi pengusaha itu harus terus-terusan merasa bodoh. “Karena merasa bodoh, maka kemudian kita harus terus belajar. Kalau kita sudah pintar, kita berhenti belajar,” ujarnya. Pada saat mau ketemu pak David, kebetulan saya melewati meja resepsionis dengan latar belakang logo D’Cost Academy, training center jaringan resto bersemboyan: “Mutu Bintang Lima, Harga Kaki Lima” ini. Yang mengusik saya adalah tagline D’Cost Academy yang bunyinya menggelitik, “Stupid Guys Keep Learning”; orang bodoh selalu belajar. Intinya, tagline itu ingin mengatakan, semua karyawan D’Cost adalah orang bodoh, dan karena itu akan selalu belajar. “Kami adalah orang-orang bodoh berjiwa pendekar,” tukasnya. Ruarrr biasa!!! Terus terang, set
Dalam buku Power vs Force, faktor terselubung penentu perilaku manusia yang ditulis oleh David R. Hawkins, M.D., Ph.D (judul buku asli Power Versus Force: An Anatomy of Consciousness: the hidden Determinants of Human Behavior) dimana buku tersebut berdasarkan hasil riset yang dilakukan lebih dari 20 tahun. Getaran pikiran dan emosi kadang banyak orang biasa juga menyebutnya dengan namanya VIBRASI. Getaran pikiran dan emosi manusia itu memiliki tingkatan energi. Sebagian dimasukkan kedalam kategori POWER dan sebagian yang lain masuk dalam kategori FORCE. FORCE adalah getaran pikiran dan emosi yang memiliki energi tinggi (kuat) dan kearah positif POWER adalah getaran pikiran dan emosi yang memiliki energi rendah (lemah) dan kearah negatif Ada 17 level/ tingkatan getaran pikiran dan emosi yang terbagi dalam 2 kelompok yaitu POWER (positif) ada 9 level dan FORCE (negatif) ada 8 level. Mari kita lihat apa saja masuk didalamnya: POWER: Pencerahan, Kedamaian, Suka cita, Cinta, Ber
Sehari-hari sering kita jumpai seorang yang dalam bicaranya meledak-ledak, cepat, lugas dan jelas arahannya, disisi lain dalam tindakannya grasa-grusu, saklek, kaku dan mau menang sendiri. Namun ada pula sebaliknya. Mana yg lebih diterima? Relatif, tergantung yg menilai. Rendah hati seperti air. mengalir dari Tinggi ke daerah yg lebih Rendah. Rendah hati beda dg Rendah diri, tak ada kesombongan, keangkuhan, tifak pula minder, menyerah. Rendah hati mengundang rezeki, potensi dan relasi. Low profile High profit. Orang nyaman bekerjasama dengannya, kata-katanya bertenaga seperti ada ruhnya, apa-apa yg dilakukan menjadi isyarat pemikiran dan idenya. Low profile High impact. Jika belum bisa berbuat banyak, setidaknya sudah berusaha baik walau sedikit. Wujudkan pribadi baik kawan!
E + R = O Mungkin rumus ini terdengar asing bagi kita semua. Mungkin rumus ini juga tak sepopuler rumus E=mc2 dalam ingatan kita. Namun, lewat rumus yang sederhana ini dapat menjelaskan mengenai success mindset. Sukses dalam hidup tentunya. Rumus atau teori ini dikemukakan oleh seorang pakar psikoterapi di Los Angeles, Dr Robert Resnick dimana beliau mengatakan E (event) + R (response) = O (Outcome). Formula sederhana ini menjelaskan bahwa setiap hasil dari pengalaman hidup ini (baik gagal maupun sukses, kaya ataupun miskin) adalah hasil dari bagaimana kita merespon terhadap kejadian-kejadian dalam hidup kita. Jadi begini, seringkali kita memperoleh outcomeatau sebuah hasil yang kurang memuaskan. Suatu kondisi di mana kita sering mengeluh “Kok begini sih?” atau “Kok jadi begitu” intinya kita merasa sedikit atau bahkan sangat kecewa. Ada dua option dalam menyikapi hal ini : Menyalahkan E (event). E dalam hal ini adalah situasi yang kita alami, keadaan yang sedang terjadi.
Pernah dengar istilah BEJ? yang pasti bukan Bursa Efek Jakarta. BEJ adalah singkatan dari Blame (menyalahkan), Excuse (beralasan), Justify (pembenaran). Untuk mudah mengingat boleh ingat dengan dengan BEJ (dalam dunia pasar mdal sebagai nama lembaga bursa) atau dengan JEB (dalam dunia tinju sebagai pukulan). Membangun kebiasaan pemenang dengan resep sukses yang bisa kita lakukan adalah lupakan BEJ (Blame, Excuse, Justify). Mari kita ulas bersama-sama. Blame artinya Menyalahkan. Sangat mudah untuk menyalahkan. Contohnya menyalahkan kondisi ekonomi, menyalahkan keadaan politik, menyalahkan cuaca yang extrim, menyalahkan bisnis yang tidak menentu, menyalahkan atasan atau bawahan, menyalahkan orang lain. Bila kita menyalahkan maka yang terjadi adalah kita sebetulnya sedang menutupi potensi diri kita. Jadi berhentilah menyalahkan orang lain. Excuse artinya Beralasan. Akan banyak alasan yang bisa dibuat utnuk tidak berhasil. Contohnya beralasan usia (masih muda/ sudah terlalu tua),
Kira2 maennya di stadion mana ya...? masak cuma GBK Jakarta aja...? Gima menurut teman2? (kreatif tenan yang punya ide Indonesia jadi tuan rumah FIFA World Cup 2038... salut buat KDRI)
Renyahnya Laba Bisnis Tahu Organik. Bisnis makanan yang merakyat bisa memberi keuntungan yang tidak sedikit. Salah satunya yang dijalankan Rudik Setiawan, 26, pemuda asal Singosari, Kabupaten Malang. Dengan keuletan yang dimilikinya, Rudik kini memiliki pabrik tahu untuk melayani konsumen menengah ke atas di sejumlah pasar tradisional. SIAPA yang tidak mengenal tahu? Selama ini, tahu identik sebagai makanan rakyat kelas bawah dan hanya populer dijual di pasar-pasar tradisional. Akan tetapi, Rudik mencoba mengemas makanan olahan berbahan baku kedelai itu menjadi lebih menarik, terutama untuk kalangan menengah ke atas. Dia memperkenalkan produk yang lain daripada biasanya, yakni tahu organik serta panganan olahan lain berbahan baku kedelai. Dia mengisahkan, bisnis tahu sudah lama dijalankan, yaitu ketika masih di bangku sekolah. Dia bersama teman satu kampung memulai bisnis tahu pada 2001 saat baru berumur 17 tahun. Waktu itu, karena pengalaman yang minim, dia hanya sebagai inves
Sudah beberapa tahun diberi kepercayaan untuk menyampaikan khutbah Jumat di masjid Alfalah Parimono Palndi Jombang. Mendapatkan jadwal khutbah selama setahun dalam sebuah kalender. Bagi saya peribadi ini merupakan sebuah amanah ketika Allah SWT menitipkan sedikit ilmu yang saya punya untuk diamalkan di masyarakat. Walau sesungguhnya isi meteri khutbah adalah pengingat bagi saya untuk selalu memperbaiki diri. Semoga Allah SWT membimbing selalu langkah-langkah kita dijalan yang Dia ridhoi. Aamiin. ------------------------- isi khutbah bisa didownload disini > klik disini -------------------------
Menurut Judy Ho, PhD, seorang psikolog klinis dan forensik yang berbasis di California. Dikatakan bahwa: emosi bisa menular karena kita adalah makhluk sosial yang merespons lingkungan. Begitulah, emosi itu menular. Dan kabar buruknya, emosi negatif lebih mudah menular dari pada emosi positif. Artinya, kita harus hati-hati dalam memilih tim dan lingkungan. Berdasarkan penelitian Susan Lucia Annunzio dan timnya di Hudson High Performance, terhadap 3000 pekerja lebih, ternyata berbagi rahasia sukses dari group terbaik dengan group-group lain bisa menularkan kesuksesan. Dengan kata lain, kesuksesan orang lain bisa menginspirasi kita untuk mencapai kesuksesan, menularkan kesuksesan. Jadi mungkinkah rezeki itu menular? Ternyata sangat mungkin. Caranya? Pertama, masuklah dalam lingkungan atau komunitas yang positif. Kedua, ketika berada di lingkungan atau komunitas tersebut lakukan saling menginspirasi, saling berbagi, saling mendukung, saling ridha, saling mendoakan. Seperti kita ketahui, ke
Setiap orang punya sisi lain dari kehidupannya dan sepertinya menapaki tahapan-tahapan berbeda, ibarat tangga yang harus dilalui dari anak tangga awal hingga seterusnya. Saat saya ditanya apa yang menjadi simpul-simpul perjalanan menapaki tangga kehidupan, saya jawab setidaknya ada '3 simpul'. Saat usia belasan harus 'hijrah' menuntut ilmu, jauh dari orang tua, dan hidup mandiri di perantauan. Lalu saat usia dua puluhan dimana masa 'berkelana' banyak hal yang terjadi diluar dugaan (kuliah, bekerja, berbisnis, menikah, dst). Dan saat ini diusia kepala tiga saat merasakan simpul kehidupan yang berbeda. Benarkah kata orang 'life begins at 30'...?? Tuhan sempurnakan ikhtiar manusia dengan kepasrahan (tawakal), dengan itu makhluk diharapkan berharap baik, perpikir positif, dan menaruh harapan pada Rabb-nya. Orang bilang 'ati kang semeleh' yakinlah bahwa Tuhan adalah sebaik-baiknya perencana! Tapaki tangga kehidupan dengan baik, rencana manusia t