Dalam buku Power vs Force, faktor terselubung penentu perilaku manusia yang ditulis oleh David R. Hawkins, M.D., Ph.D (judul buku asli Power Versus Force: An Anatomy of Consciousness: the hidden Determinants of Human Behavior) dimana buku tersebut berdasarkan hasil riset yang dilakukan lebih dari 20 tahun. Getaran pikiran dan emosi kadang banyak orang biasa juga menyebutnya dengan namanya VIBRASI. Getaran pikiran dan emosi manusia itu memiliki tingkatan energi. Sebagian dimasukkan kedalam kategori POWER dan sebagian yang lain masuk dalam kategori FORCE. FORCE adalah getaran pikiran dan emosi yang memiliki energi tinggi (kuat) dan kearah positif POWER adalah getaran pikiran dan emosi yang memiliki energi rendah (lemah) dan kearah negatif Ada 17 level/ tingkatan getaran pikiran dan emosi yang terbagi dalam 2 kelompok yaitu POWER (positif) ada 9 level dan FORCE (negatif) ada 8 level. Mari kita lihat apa saja masuk didalamnya: POWER: Pencerahan, Kedamaian, Suka cita, Cinta, Ber
Sehari-hari sering kita jumpai seorang yang dalam bicaranya meledak-ledak, cepat, lugas dan jelas arahannya, disisi lain dalam tindakannya grasa-grusu, saklek, kaku dan mau menang sendiri. Namun ada pula sebaliknya. Mana yg lebih diterima? Relatif, tergantung yg menilai. Rendah hati seperti air. mengalir dari Tinggi ke daerah yg lebih Rendah. Rendah hati beda dg Rendah diri, tak ada kesombongan, keangkuhan, tifak pula minder, menyerah. Rendah hati mengundang rezeki, potensi dan relasi. Low profile High profit. Orang nyaman bekerjasama dengannya, kata-katanya bertenaga seperti ada ruhnya, apa-apa yg dilakukan menjadi isyarat pemikiran dan idenya. Low profile High impact. Jika belum bisa berbuat banyak, setidaknya sudah berusaha baik walau sedikit. Wujudkan pribadi baik kawan!
E + R = O Mungkin rumus ini terdengar asing bagi kita semua. Mungkin rumus ini juga tak sepopuler rumus E=mc2 dalam ingatan kita. Namun, lewat rumus yang sederhana ini dapat menjelaskan mengenai success mindset. Sukses dalam hidup tentunya. Rumus atau teori ini dikemukakan oleh seorang pakar psikoterapi di Los Angeles, Dr Robert Resnick dimana beliau mengatakan E (event) + R (response) = O (Outcome). Formula sederhana ini menjelaskan bahwa setiap hasil dari pengalaman hidup ini (baik gagal maupun sukses, kaya ataupun miskin) adalah hasil dari bagaimana kita merespon terhadap kejadian-kejadian dalam hidup kita. Jadi begini, seringkali kita memperoleh outcomeatau sebuah hasil yang kurang memuaskan. Suatu kondisi di mana kita sering mengeluh “Kok begini sih?” atau “Kok jadi begitu” intinya kita merasa sedikit atau bahkan sangat kecewa. Ada dua option dalam menyikapi hal ini : Menyalahkan E (event). E dalam hal ini adalah situasi yang kita alami, keadaan yang sedang terjadi.
Hari Jumat (15/2) lalu saya ketemu Pak David Marsudi, presiden direktur jaringan restoran D’Cost. Orang satu ini luar biasa nyentrik-nya. Dia misalnya, menyebut dirinya sebagai “pendekar bodoh” (nama perseroan D’Cost adalah PT. Pendekar Bodoh). Kenapa? Karena, menurut dia, menjadi pengusaha itu harus terus-terusan merasa bodoh. “Karena merasa bodoh, maka kemudian kita harus terus belajar. Kalau kita sudah pintar, kita berhenti belajar,” ujarnya. Pada saat mau ketemu pak David, kebetulan saya melewati meja resepsionis dengan latar belakang logo D’Cost Academy, training center jaringan resto bersemboyan: “Mutu Bintang Lima, Harga Kaki Lima” ini. Yang mengusik saya adalah tagline D’Cost Academy yang bunyinya menggelitik, “Stupid Guys Keep Learning”; orang bodoh selalu belajar. Intinya, tagline itu ingin mengatakan, semua karyawan D’Cost adalah orang bodoh, dan karena itu akan selalu belajar. “Kami adalah orang-orang bodoh berjiwa pendekar,” tukasnya. Ruarrr biasa!!! Terus terang, set
Sudah beberapa tahun diberi kepercayaan untuk menyampaikan khutbah Jumat di masjid Alfalah Parimono Palndi Jombang. Mendapatkan jadwal khutbah selama setahun dalam sebuah kalender. Bagi saya peribadi ini merupakan sebuah amanah ketika Allah SWT menitipkan sedikit ilmu yang saya punya untuk diamalkan di masyarakat. Walau sesungguhnya isi meteri khutbah adalah pengingat bagi saya untuk selalu memperbaiki diri. Semoga Allah SWT membimbing selalu langkah-langkah kita dijalan yang Dia ridhoi. Aamiin. ------------------------- isi khutbah bisa didownload disini > klik disini -------------------------
Roda itu berputar, terkadang diatas dan terkadang dibawah. Begitulah kehidupan ini. Kiasan ini pas sekali untuk menggambarkan apa yang telah dialami Pak Tri dan keluarganya. Tri Sumono adalah seorang pengusaha yang memiliki berbagai usaha yaitu peternakan, perkebunan jahe, pertanian padi dan masih banyak lagi. Memang usaha Pak Tri belumlah sebesar Yusuf Kalla atau Aburizak Bakrie namun patut diacungi jempol. Melalui CV 3 Jaya miliknya, ia bermetamorfosa dari seorang tukang sapu menjadi seorang pengusaha yang terbilang cukup sukses. Tri Sumono dilahirkan di Gunung Kidul tanggal 7 Mei 1973. Ia hanyalah seorang lulusan SMA. Tri Sumono lalu hijrah ke Jakarta dengan harapan dapat memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak. Dengan berbekal ijazah SMA dan beberapa kaos di tas ia mencari pekerjaan di Jakarta. Ia sadar bahwa lulusan SMA tak mungkin bisa bekerja di kantoran. Sesampainya di Jakarta ia menerima pekerjaan apapun agar bisa membeli makanan. Ia menjadi kuli bang
Mimpi Rangga Umara, pemilik Pecel Lele Lela menjadi pengusaha sukses akhirnya benar-benar terwujud. Ia kini memiliki 92 outlet Pecel Lele Lela di Jakarta, Bandung, dan kota lainnya di Indonesia. Keuntungan yang diraihnya pun mencapai milyaran rupiah per bulan. Namun apa yang diraihnya kini bukanlah tanpa proses. Lima tahun lalu, Rangga memutuskan untuk berhenti sebagai karyawan salah satu perusahaan di Jakarta. Sarjana Informatika dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Bandung ini memutuskan untuk menjadi pengusaha pecel lele. Keputusan itu diambil setelah matanya tertuju pada satu tenda, yakni tenda pecel lele. “Saya melihat tenda penjual lele di seluruh Indonesia sama. Selain itu melihat pecel lele memiliki brand sebagai makanan yang murah,” katanya. Langkah awal Rangga adalah menemukan nama bagi calon bisnis barunya tersebut. Ia menamakannya Pecel Lele Lela. Lela sendiri bukanlah nama istri atau anaknya, melainkan doa yang berarti Lebih Laku. “Lela itu singkatan
Jadi karyawan itu gajinya pasti. Pastinya terbatas maksudnya. Tenang, saya juga seorang bangsawan, bangsa karyawan maksudnya. Hehehe. Seorang karyawan juga bisa punya tambahan penghasilan. Salah satunya dengan cara berbisnis online. Sebagai karyawan harus tetap amanah dengan pekerjaaan, disiplin waktu, dan tugas harus dengan baik diselesaikan. Aturlah waktu dengan baik saat menjalankan bisnis online, misal 2 jam sebelum berangkat kerja, kemudian 2 jam setelah pulang kerja. Bukan curi-curi waktu saat jam bekerja, harus menjaga integritas, memegang amanah sebagai karyawan. Kenapa bisnis online? Karena ini lebih fleksibel dalam hal waktu, dan relatif mudah untuk dijalankan. Bayangkan bila soerang karyawan yang masih pemula dalam bisnis, kemudian harus sewa ruko, merekrut karyawan, lalu bisnisnya diserahkan pada orang lain, saya kurang menyarankan. Saat awal-awal usaha berjalan, pasti perlu perhatian. Benar kan? Siapa bilang bisnis online, kecil penghasilan? Alhamdulillah banyak yang sudah
Menurut Judy Ho, PhD, seorang psikolog klinis dan forensik yang berbasis di California. Dikatakan bahwa: emosi bisa menular karena kita adalah makhluk sosial yang merespons lingkungan. Begitulah, emosi itu menular. Dan kabar buruknya, emosi negatif lebih mudah menular dari pada emosi positif. Artinya, kita harus hati-hati dalam memilih tim dan lingkungan. Berdasarkan penelitian Susan Lucia Annunzio dan timnya di Hudson High Performance, terhadap 3000 pekerja lebih, ternyata berbagi rahasia sukses dari group terbaik dengan group-group lain bisa menularkan kesuksesan. Dengan kata lain, kesuksesan orang lain bisa menginspirasi kita untuk mencapai kesuksesan, menularkan kesuksesan. Jadi mungkinkah rezeki itu menular? Ternyata sangat mungkin. Caranya? Pertama, masuklah dalam lingkungan atau komunitas yang positif. Kedua, ketika berada di lingkungan atau komunitas tersebut lakukan saling menginspirasi, saling berbagi, saling mendukung, saling ridha, saling mendoakan. Seperti kita ketahui, ke
Kita tau bahwa orang terkaya di Indonesia adalah pengusaha, mereka memiliki banyak karyawan. Bayangkan bila kita walaupun belum menjadi orang terkaya di Indonesia adalah seorang pengusaha yang tidak hanya punya karyawan tapi juga bisa mencetak pengusaha. Bila belum bisa semua, jangan tinggalkan semua, mulai lakukan dari apa yang kita bisa. Maka jadilah pengusaha yang punya banyak manfaatnya. Niatkan kita bisa jadi pengusaha. Namun bukan pengusaha biasa. Pengusaha yang semangat terus belajar, ngak pernah kendor dalam ikhtiar, dan meningkat amal dan ibadahnya. Ya, gigih dalam kebaikan. Jadilah pengusaha yang dengan makin bertambah harta, ilmu, amal yang dimiliki seorang pengusaha maka makin banyak manfaat yang diberikannya. Inilah distributor Alhamdulillah. Beruntung sekali saya berada dalam bisnis dan komunitas yang terus mengingatkan saya pada nilai-nilai pengusaha yang meluaskan manfaat. Apa yang saya perhatikan? Banyak orang yang belum kenal bisnis, dengan wasilah bisnis ini akhirnya